Untuk hari kedua berturut-turut, anggota DPR Partai Republik Jim Jordan, seorang konservatif garis keras dan sekutu kuat mantan Presiden Donald Trump, tidak berhasil memenangkan pemilihan sebagai Ketua DPR pada Rabu.
Jordan, anggota DPR untuk sembilan masa jabatan dari Ohio, dalam putaran kedua ini masih jauh dari 217 suara yang diperlukan untuk menang dalam badan beranggotakan 433 wakil rakyat itu.
Pada putaran kedua ini dia meraih 199 suara, semuanya dari Partai Republik, turun satu suara dari pemilihan Selasa, di mana 22 rekannya dari fraksi Republik memilih anggota kongres lain untuk posisi tertinggi di DPR itu.
Jordan malah tertinggal dari ketua fraksi Demokrat yang minoritas di DPR, Hakeem Jeffries. Ia meraih semua suara anggota fraksi Demokrat yang berjumlah 212, meskipun Jeffries tidak berpeluang menjadi ketua DPR karena badan ini dipimpin oleh Republik dengan selisih tipis.
Sejak Ketua DPR Kevin McCarthy digulingkan dua minggu yang lalu, DPR tidak memiliki ketua. Akibatnya badan ini tidak bisa mempertimbangkan produk legislatif, seperti anggaran belanja negara untuk menghindari penutupan operasi pemerintah ketika pendanaan habis pada 17 November, atau menerbitkan resolusi bipartisan guna mendukung Israel setelah sekutu dekat AS ini diserang oleh militan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Dengan kekalahan Jordan, tidak jelas langkah-langkah apa yang akan diambil DPR selanjutnya guna mengisi jabatan ketua.
McCarthy memenangkan jabatan ketua DPR pada Januari setelah terjadi 15 putaran pemungutan suara, tetapi sekarang tidak jelas apakah Jordan akan mengusahakan putaran pemilihan yang ketiga. Beberapa anggota Republik telah menyuarakan kemungkinan memulihkan McCarthy ke jabatan sebagai ketua, meskipun dia tidak mau namanya dicantumkan dalam nominasi. McCarthy memberi dukungannya untuk Jordan.
Jeffries menyerukan kepada anggota Republik agar menolak pengaruh kelompok ekstremis sayap kanan dalam partai mereka dan berusaha membentuk koalisi bipartisan bersama Demokrat. “Hanya ada dua jalur: Kalian bertekuk lutut pada anggota paling ekstrem dari partai kalian, yang tidak punya minat untuk memerintah, atau kalian bisa bermitra dengan Demokrat untuk menuntaskan kebutuhan rakyat Amerika,” kata Jeffries pada Selasa.
Jordan adalah seorang tokoh yang memecah belah di Kongres dan sering menyerang Demokrat. Ia kemungkinan menjadi kandidat ketiga yang gagal mempersatukan Partai Republik, setelah McCarthy dan Steve Scalise.
Scalise menarik diri dari nominasi sebagai ketua meskipun memperoleh dukungan lebih besar di kaukus Republik karena dia sadar tidak akan berhasil mengumpulkan 217 suara yang dibutuhkan kalau pencalonannya diajukan ke sidang pleno DPR.
Meskipun Partai Republik hanya memiliki kekuasaan mayoritas yang tipis, seorang calon ketua DPR Partai Republik harus meraih dukungan yang bulat dari anggota-anggota Republik guna terpilih sebagai ketua. [jm/ka]
Tidak ada komentar