Diberi Amanah Jadi Narasumber Pelatihan Muballigh Muda, Lukman Tekankan Pentingnya Dakwah Bil Qalam

HAK SUARA
9 Mar 2024 11:42
Ragam 0 121
2 menit membaca

Luwu Utara -SKN.iD- Pelatihan Muballigh-Muballighah Muda yang diselenggarakan Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Luwu Utara bekerja sama dengan Pondok Pesantren Al Mujahidin DDI Masamba menghadirkan Lukman Hamarong sebagai salah satu Narasumber, Kamis (7/3/2024).

Lukman tampil sebagai Narasumber pertama pada pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Ia membawakan materi berjudul “Dakwah Bil Qalam”. Dalam pemaparannya, Lukman menyebutkan ada tiga jenis metode komunikasi dakwah, yaitu Dakwah Bil Hal, Dakwah Bil Lisan dan Dakwah Bil Qalam.

Metode komunikasi dakwah yang disebut terakhir menjadi fokus pembahasan Kepala UPT Pariwisata tersebut. Ia mengatakan, Dakwah Bil Qalam adalah metode dakwah yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian menulis artikel dakwah, kemudian disebarluaskan ke media massa dan media sosial.

“Metode dakwah seperti ini, mesti dilakukan oleh mereka yang memiliki keahlian dalam menulis berbagai artikel dakwah, baik dalam bentuk berita islami, opini islami, cerita religius, puisi islami, dan publikasi ceramah-ceramah Islami dari para muballigh,” jelas eks Penyuluh Pertanian ini.

Jadi, lanjut Lukman, pembahasan mengenai Dakwah Bil Qalam menjadi penting dalam pelatihan ini. Mengingat dari tiga metode dakwah yang ada, Dakwah Bil Qalam menjadi metode komunikasi dakwah yang bisa bertahan lebih lama di benak umat, karena tulisan dapat dibaca di mana saja dan kapan saja.

“Nuun walqalami wamaa yasthuruun, demi pena dan apa yang mereka tulis. Saya kira ayat ini menjadi semangat kita dalam melaksanakan Dakwah Bil Qalam. Kalau ayat pertama yang turun itu adalah iqra’, bacalah, maka selanjutnya kita mesti bisa menulis, karena tulisan adalah taman para ulama,” ucapnya.

Mengingat pelatihan kali ini lebih menekankan pada praktik ketimbang teori, maka pada sesi terakhir, eks Pranata Humas Diskominfo-SP ini memberikan praktik menulis secara singkat dan sederhana, yang acuannya dari sambutan Kepala Kantor Kementerian Agama dan Ketua BKPRMI Kabupaten Luwu Utara.

“Karena pada pelatihan kali ini lebih ditekankan praktik, perbandingannya 30 persen teori dan 70 persen praktik, maka tidak elok kalau kita tidak melakukan praktik singkat dalam menulis artikel,” ucap dia. Praktik menulis ini rupanya menjadi penentu sejauhmana minat seseorang dalam menulis sebuah artikel. (LHr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x