Diduga Terindikasi Nepotisme , Oknum ASN Dinkes Sergai Bisa Kembali Bekerja Ke Tempat Mutasi Asalnya .

WENDY HUTABARAT
13 Jun 2024 14:40
Birokrasi 0 95
2 menit membaca

Diduga Terindikasi Nepotisme , Oknum ASN Dinkes Sergai Bisa Kembali Bekerja Ke Tempat Mutasi Asalnya .

Serdang Bedagai Haksuara.co.id.

Meski telah beberapa kali pemberitaan oleh media dan menjadi sorotan terkait kembalinya oknum ASN inisial RS di dinas kesehatan kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara yang pada akhir tahun lalu dimutasi dari puskesmas naga kesiangan ke Puskesmas pangkalan budiman dan hanya dalam hitungan bulan bisa kembali bekerja ke mutasi asalnya (puskesmas naga kesiangan) , sementara ERT yang juga dimutasi dari puskesmas naga kesiangan ke Puskesmas Dolok merawan akan tetapi tidak dimutasi lagi ke mutasi asalnya seperti RS yang mengundang perhatian publik / sosial kontrol .

Perlu diketahui sebelumnya kedua oknum ASN tersebut , RS dan ERT dimutasikan karena ada konflik internal.

Ironisnya lagi sampai hari ini Bupati Serdang Bedagai H.Darma Wijaya dan Kepala dinas kesehatan Dr yohnly tidak ada memberikan tanggapan atau pernyataan , dan terkesan bungkam karena tidak bersedia menjawab konfirmasi dari awak media.

Seperti pemberitaan disalah satu media jelas dinyatakan oleh bapak Saliman 65 tahun salah satu tokoh masyarakat desa Naga kesiangan yang menyatakan bahwa pada saat terjadinya mutasi ASN inisial E.R.T yang merupakan bidan desa di puskesmas Naga kesiangan pada akhir tahun lalu , dimana beliau sempat menelepon Bupati Serdang Bedagai H.Darma Wijaya ,
mengingat ERT bidan desa yang sangat di butuhkan masyarakat dan singkatnya pak Bupati mengatakan bahwa kedua ASN tersebut apabila saling bermaafan tidak akan dimutasi dan akan dikembalikan bekerja di puskesmas naga kesiangan ujar pak Saliman

Santer terdengar bahwa Kembalinya RS Ke mutasi asalnya (puskesmas naga kesiangan) dikarenakan adanya campur tangan seseorang yang punya nama “besar” dan sosoknya sangat disegani di lingkungan pemerintahan kabupaten Serdang Bedagai yang diduga merekomendasi supaya RS bisa kembali bekerja di puskesmas naga kesiangan.

Jika benar hal tersebut diatas terjadi , wajar ada asumsi bahwa diduga Terindikasi adanya nepotisme terkait kembalinya RS ke mutasi asalnya.

Bukankah nepotisme merupakan jenis khusus dari konflik kepentingan yang timbul ketika seorang pejabat publik dipengaruhi oleh kepentingan pribadi ketika menjalani tugas.

Dan bukankah nepotisme pada hakekatnya adalah mendahulukan kepentingan pribadi untuk mendapatkan fasilitas atau kedudukan pada posisi yang berkaitan dengan birokrasi pemerintahan tanpa mengindahkan peraturan yang berlaku sehingga menutup peluang bagi orang lain. (Bersambung)

Kerlas Kerja

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x
x