Jakarta – Bacapres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto, menyebut sejatinya rakyat menginginkan para pemimpin kompak untuk memajukan bangsa, bukan saling menjelek-jelekan.
“Rakyat ingin melihat pemimpin-pemimpinnya kompak, senyum, bukan tegang-tegangan,” ucap Prabowo bersama para aktivis 98 yang tergabung dalam ‘Masyarakat 08’ di Kertanegara, Jakarta, Rabu (11/10).
“Bangsa Indonesia nggak suka yang kayak gitu. Menjelek-jelekan, mengejek, menfitnah bukan sifat kita. Nggak mempan kalau orang menghina saya, terserah,” lanjut Prabowo.
Usai bertemu dan berdiskusi dengan para aktivis 98 tersebut, Prabowo menyatakan tekadnya untuk melanjutkan pembangunan-pembangunan yang dirintis oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode ini.
“Saya nggak malu-malu, dulu saya rival, beliau yang kalahkan saya. Eh, memangnya enak kalah? Tidak enak, tapi aku lihat oke, aku bersatu. Beliau ajak aku,” katanya.
Prabowo mengungkapkan, alasan Jokowi mengajak dirinya untuk bergabung bersama dikarenakan untuk membangun bangsa tidak bisa dilakukan seorang diri. Ia pun menyadari komitmen Jokowi dalam membangun bangsa dan rakyat ini.
“Untuk apa beliau ajak aku? Karena beliau tahu untuk bangun bangsa ini tidak bisa sendiri. Beliau ajak saya, saya pun bergabung, ternyata rakyat menghendaki itu,” ujar Prabowo.
Ia berkeyakinan sejak dulu Indonesia harus rukun dan tidak suka dipecah-belah, terutama rakyat tidak menginginkan hal-hal negatif, melainkan ingin melihat para pemimpinnya mampu bekerja sala dan bersatu.
“Indonesia tidak suka pecah belah, rakyat tidak suka yang negatif-negatif, rakyat ingin melihat semua pemimpin bisa kerja sama, bersatu,” tegas Prabowo.
“Kita harus punya suatu lapisan pemimpin yang bisa bersatu, kerja sama. Hanya dengan kerja sama, kita kelola bangsa negara untuk seluruh rakyat Indonesia,” imbuhnya.
Terima kasih atas kunjungan Anda dan mrmbaca berita dengan judul: Dihadapan Aktivis 98, Prabowo Sebut Rakyat Indonesia Tak Ingin Lihat Pemimpin Tegang-tegangan pada media LIPUTAN4.COM. Reporter: TAUFIK ARIFIN
Tidak ada komentar