Scroll untuk baca artikel
PMB UNIVERSITAS FAMIKA
Nasional

Dorong Ormas Bersikap soal Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK kepada SYL, Busyro Muqoddas: Kampus Diam Ini Kayak Kuburan Masif, Saya Juga Mengkritik Muhammadiyah

12
×

Dorong Ormas Bersikap soal Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK kepada SYL, Busyro Muqoddas: Kampus Diam Ini Kayak Kuburan Masif, Saya Juga Mengkritik Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini
dorong-ormas-bersikap-soal-dugaan-pemerasan-pimpinan-kpk-kepada-syl,-busyro-muqoddas:-kampus-diam-ini-kayak-kuburan-masif,-saya-juga-mengkritik-muhammadiyah
Dorong Ormas Bersikap soal Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK kepada SYL, Busyro Muqoddas: Kampus Diam Ini Kayak Kuburan Masif, Saya Juga Mengkritik Muhammadiyah

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas mendorong agar organisasi kemasyarakatan, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) hingga mahasiswa bersikap soal sikap negatif Pimpinan KPK. Pasalnya, Ketua KPK Firli Bahuri dituding melakukan pemerasan dalam kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).

“Mengharapkan ke tokoh masyarakat sipil, Muhammadiyah, NU, PGI, KWI, Konghucu. Esensinya membebaskan dan hadirkan unsur agama itu bersikap tegas,” kata Busyro dihubungi, Senin (9/10).

PMB UNIVERSITAS FAMIKA

“Lalu kampus ini kok diam. Kampus diam ini kayak kuburan masif. Saya juga mengkritik Muhammadiyah,” sambungnya.

Busyro menilai, pertemuan Firli Bahuri dengan Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Pertanian (Mentan) kental nuansa hukum pidana. Sebab, Pimpinan KPK dilarang melakukan pertemuan dengan pihak berperkara.

“Foto pertemuan dengan tersangka itu nggak boleh. Pelanggaran pidana itu,” tegas Busyro.

Busyro mengungkapkan, kontroversi yang dilakukan Firli Bahuri merupakan bagian dari upaya menghancurkan kerja-kerja pemberantasan korupsi. Ia menilai, bukan kali ini saja Firli dituding melakukan dengan pihak berperkara.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini menyebut, saat menjabat Deputi Penindakan KPK, Firli sempat melakukan pertemuan dengan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. Padahal, KPK saat itu tengah menyelidiki dugaan korupsi terkait kepemilikan saham pemerintah daerah dalam PT Newmont 2009-2016. Firli kemudian ditarik Polri untuk kembali bertugas sebagai polisi.