Anggota Partai Republik dari negara bagian Minnesota, Tom Emmer, hari Selasa (24/10) mengundurkan diri dari pencalonan sebagai ketua DPR Amerika Serikat. Hal tersebut merupakan kemunduran terbaru bagi para anggota Kongres yang telah berjuang selama tiga minggu untuk mengisi salah satu posisi kepemimpinan tertinggi di pemerintahan Amerika Serikat.
Peran ketua DPR telah kosong sejak 3 Oktober, ketika Kevin McCarthy menjadi ketua DPR pertama yang dicopot dari posisinya. Delapan anggota Partai Republik bergabung dengan 212 anggota Partai Demokrat dalam pemungutan suara yang melengserkan McCarthy.
Sebuah faksi sayap kanan di Partai Republik tidak senang dengan kinerja McCarthy karena meloloskan rancangan undang-undang anggaran jangka pendek untuk mendanai pemerintah agar dapat tetap beroperasi melewati tenggat waktu pengesahan RUU itu pada 30 September lalu.
Emmer mengalahkan delapan kandidat lainnya dalam pemungutan suara secara rahasia pada hari Selasa (24/10). Sejak awal tahun ini, Emmer, yang berusia 62 tahun, telah menjabat sebagai ketua mayoritas, salah satu jabatan kepemimpinan tertinggi di House Republican Conference. Ia telah mewakili negara bagian Minnesota sejak tahun 2015.
Mantan Presiden Donald Trump memasang pernyataan di platform media sosial Truth Social pada Selasa sore bahwa ia tidak mengenal Emmer dengan baik dan menyebutnya sebagai RINO, istilah yang merujuk pada Republican in Name Only atau tokoh Republik yang tidak terlalu terkenal.
“Partai Republik tidak dapat mengambil kesempatan itu, karena bukan di situlah Pemilih Pertama Amerika berada. Memilih seorang RINO Globalis seperti Tom Emmer akan menjadi kesalahan yang tragis!” tulis Trump.
Dua puluh anggota parlemen dari Partai Republik mengatakan mereka tidak akan memilih Emmer, dan dia mengundurkan diri saat itu juga.
Sejak pemecatan McCarthy, Partai Republik di DPR tidak berhasil menyatukan suara untuk mencari penggantinya. Mereka pertama kali mencalonkan anggota Partai Republik dari negara bagian selatan Louisiana, Steve Scalise, yang ternyata tidak mampu mengamankan suara yang dibutuhkan.
Kaukus Partai Republik kemudian memberikan dukungan kepada Jim Jordan, wakil dari negara bagian Ohio. Jordan adalah seorang konservatif yang berapi-api dan pendukung setia Trump. Namun ia juga gagal meraih mayoritas 217 suara di DPR, gagal dalam pemungutan suara pertama di DPR dan kemudian kalah dalam dua pemungutan suara berikutnya.
Pertikaian di dalam tubuh Partai Republik telah membuat peran ketua DPR tidak terisi, sehingga DPR tidak dapat menanggapi sejumlah masalah anggaran yang krusial. Tenggat waktu 17 November membayangi masalah anggaran untuk diselesaikan atau pemerintah Amerika terpaksa menghentikan sebagian operasinya.
Ketua DPR berada di urutan kedua dalam garis suksesi kepresidenan AS. [em/lt]
Tidak ada komentar