IMF mengumumkan pada Sabtu (14/10), negara-negara anggotanya sepakat untuk meningkatkan bantuan kepada badan pemberi pinjaman dunia itu dan memberi sub-Sahara Afrika, kursi ketiga di dewan eksekutifnya pada pertemuan pertama di benua itu sejak 1973.
Meningkatkan kuota sumber daya Dana Moneter Internasional (IMF) dan memberi Afrika suara yang lebih besar dalam lembaga itu merupakan salah satu prioritas pembicaraan IMF dan Bank Dunia selama seminggu di Marrakesh, Maroko.
Menteri Ekonomi Spanyol Nadia Calvino, yang mengetuai Komite Keuangan IMF mengatakan, ada “kesepakatan mengenai peningkatan kuota yang bermakna pada akhir tahun ini.”
Kuota yang didasarkan pada ukuran perekonomian suatu negara, menentukan berapa banyak pendanaan yang harus diberikan oleh suatu negara kepada IMF, jumlah hak suaranya, dan jumlah maksimum pinjaman yang dapat diperolehnya.
Ketua IMF Kristalina Georgieva dan Presiden Bank Dunia Ajay Banga menggunakan pertemuan pekan itu, untuk mendesak anggotanya meningkatkan pendanaan, sehingga lembaga mereka dapat lebih mendukung negara-negara yang dilanda kemiskinan dan perubahan iklim.
Ketika ditanya kapan IMF akan mengubah hak suaranya, Georgieva mengatakan: “anggota sepakat bahwa ini akan menjadi langkah lanjut dan ada jalur dan rencana yang jelas menuju ke sana.”
Memberikan hak suara yang lebih besar kepada negara-negara seperti China, yang kini menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, telah menjadi isu kontroversial.
China memperoleh bagian suara 6,08 persen dibandingkan dengan 6,14 persen bagi Jepang, negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia. [ps/lt]
Tidak ada komentar