FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Tumpukan sarung hitam dengan motif lontara khas suku Bugis Makassar tampak mengelilingi Hasmiati Mus yang sibuk memegang smartphone miliknya.
Pemandangan itu, jadi keseharian di galeri Wanua Panrita Kitta, Jalan Dg Tata 1 Blok V, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Mimi sapaan akrab Hasmiati Mus adalah pemilik UMKM yang menjajakan sarung hitam dan putih dengan motif aksara lontara suku Bugis dan Makassar.
Dari pagi, dia mulai disibukkan dengan pembuatan, pengepakan hingga pengiriman barang pesanan pelanggannya.
Matanya bolak balik melihat gawai miliknya yang sedang membuka salah satu aplikasi penjualan online dan sarung yang sudah dibungkus rapi lengkap.
Sambil merapikan pesanan sarung yang akan dikirim lewat jasa pengiriman barang. Mimi bercerita bagaimana proses pemesanan barang hingga sampai ke pelanggannya.
Internet dan smartphone adalah dua modal yang penting untuk memastikan semua proses penjualan sarungnya bisa berjalan dengan baik.
“Pembeli itu adalah raja, mereka selalu minta direspons dan dilayani dengan cepat. Jualan online itu punya tantangan sendiri, kalau bisa harus 24 jam stand by melihat pesanan,” kata Mimi kepada FAJAR, Kamis (19/10/2023).
Untuk itu, Mimi tak asal memilih provider penyedia jaringan internet. Harus punya kecepatan tinggi, stabil, jangkauan luas dan tentunya murah untuk menekan biaya operasional.
Pilihannya pun jatuh ke IM3, operator penyedia jasa telekomunikasi milik PT Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
“Akses internet itu sangat penting. Mulai dari promosi di media sosial hingga penjualan di aplikasi online. Jaringan yang tidak stabil akan mempengaruhi penjualan. Makanya sejak awal saya pilih IM3,” ungkap Mimi.
Tidak ada komentar