FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Peristiwa yang menyeret dua menteri pada pusaran korupsi hampir dalam waktu bersamaan, menuai dugaan publik atas akan dilakukannya reshuffle di dalam pemerintahan Joko Widodo.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menggeledah rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terkait dugaan korupsi di Kementerian Pertanian, hingga muncul kabar politisi NasDem itu telah ditetapkan sebagai tersangka.
Selain itu Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo juga disebut menerima aliran dana korupsi infrastruktur base transceiver station (BTS) 4G, senilai Rp27 miliar.
Tak lama kemudian, Demokrat dikabarkan merapat ke kubu koalisi pemerintahan.
Pertemuan Jokowi-SBY di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (2/10) kemarin semakin menegaskan bahwa perombakan kabinet itu sudah di depan mata.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menganalisa bahwa merapatnya Demokrat ke kubu koalisi pemerintahan memunculkan spekulasi tentang kemungkinan partai berlambang bintang mercy itu mendapatkan jatah kursi menteri dalam kocok ulang kabinet.
“Kalau Jokowi akhirnya memberikan jatah kursi menteri kepada Demokrat, maka hal ini akan menjadi momentum besar bagi terjadinya rekonsiliasi kekuatan politik Jokowi dan SBY yang terbebas dari bayang-bayang tekanan Megawati,” terang Ahmad Khoirul Umam dikutip Antara.
Di sisi lain, NasDem dan PKB berada di Koalisi Perubahan yang tampak semakin kencang dan berani menunjukkan garis perbedaan arah kebijakan dengan pemerintahan Jokowi.
Tidak ada komentar