Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Politik

Jokowi Berani Berhadapan dengan PDIP dan Megawati, Pendukung AMIN: Dia Sadar Masalah Menumpuk Selama Berkuasa

14
×

Jokowi Berani Berhadapan dengan PDIP dan Megawati, Pendukung AMIN: Dia Sadar Masalah Menumpuk Selama Berkuasa

Sebarkan artikel ini
jokowi-berani-berhadapan-dengan-pdip-dan-megawati,-pendukung-amin:-dia-sadar-masalah-menumpuk-selama-berkuasa
Jokowi Berani Berhadapan dengan PDIP dan Megawati, Pendukung AMIN: Dia Sadar Masalah Menumpuk Selama Berkuasa

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Loyalis Anies Baswedan Sasongko Budiarjo, memberikan reaksi terkait perlawanan Presiden Jokowi terhadap PDIP dan Megawati Soekarnoputri.

Sasongko menyebut, publik tidak harus penasaran mengapa Jokowi dan keluarganya telah berani berhadap-hadapan dengan partai Banteng.

banner 325x300

“Jangan heran kalau Jokowi dan keluarga berani berhadap-hadapan dengan PDIP dan Megawati,” ujar Sasongko dalam cuitan Twitternya (18/10/2023).

Dikatakan Sasongko, Jokowi sejak awal memang bukanlah kader ideologis partai.

“Dia hanyalah produk polesan publik relation yang dikemas sedemikian rupa untuk dijual menjadi gubernur atau presiden,” Sasongko menuturkan.

Untuk itu, kata Sasongko, tidak heran jika saat ini serba amburadul. Tatanan politik, sosial, demokrasi, dan hukum Indonesia telah dirusak.

“Lembaga-lembaga negara dijadikan alat untuk menebar ketakutan kepada rakyat dan institusi-institusi sipil,” ucapnya.

Menurutnya, Jokowi bukan kader ideologis PDIP. Dia bukan anak ideologis Sukarno.

“Dia hanya menjadikan PDIP sebagai alat untuk mencapai kekuasaan, dan ketika sudah mencapainya, dia meninggalkan -bahkan meludahi Partai yang sudah membesarkan dia dan keluarga,” tukasnya.

“Ini bukan soal kita hendak membela PDIP. Ini soal pentingnya kita berpegang teguh pada nilai, etika, dan moralitas dalam berpolitik,” sambung dia.

Tambahnya, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin (16/10/2023) membuat publik terbelalak -meski tak terkejut karena sudah diduga sebelumnya.

“Sudah diduga ambisi kekuasaan begitu membutakan segalanya. Tatanan sosial kita rusak, demokrasi mundur, hukum dikangkangi oleh keserakahan,” imbuhnya.