Kenaikan Harga Beras Tak Dinikmati Petani, SKI Sebut Indonesia Salah Langkah

HAK SUARA
24 Okt 2023 21:43
2 menit membaca

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Lonjakan harga beras belakangan ini membuat banyak elemen masyarakat cukup gelisah. Pasalnya, kondisi itu semakin menyulitkan masyarakat selaku konsumen.

Ironisnya, kenaikan harga beras itu ternyata tidak bisa serta merta membuat petani menikmati harga beras yang tinggi itu. Setidaknya itu yang dirasakan warga kampung Sindangsono, desa Sukamanah, Cigalontang, kabupaten Tasikmalaya. Bukannya sejahtera, mereka justru mengaku kehidupannya makin sulit.

Kondisi itu cukup beralasan. Pasalnya, kondisi itu diiringi kenaikan harga pupuk, ongkos kerja sawah yang tidak luas, dan hasil panen yang tidak cukup.

Anggota Majelis Nasional Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI), Syaiful Bahari mengatakan kenaikan harga beras berkaitan erat dengan kesalahan kebijakan pertanian.

“Indonesia salah langkah karena hanya terfokus di lahan basah dari dahulu. Riset dan kurikulum pertanian melupakan lahan kering. Padahal, mayoritas pertanian kita berlahan kering,” ujarnya pada media, Selasa 24 Oktober 2023.

Dia melanjutkan, intensifikasi akhirnya digenjot menggunakan pupuk kimia dan akhirnya tanah menjadi rusak. Sehingga mengakibatkan produktivitas menurun dari tahun ke tahun.

“Jadi, yang lahan basah hanya sebagian kecilap, tetapi dilengkapi dengan irigasi, baik modern maupun semi,” tuturnya.

SKI ini menuturkan, jika selama sepuluh tahun terakhir dicermati, pembangunan waduk dengan tol tidak seimbang. “Berapa persen waduk yang dibangun jika dibandingkan dengan pembangunan tol? Kalau bicara irigasi pertanian dengan konteks saat ini, apakah kita masih sangat kurang? Kurang banget,” ujar pakar pertanian.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x