MAKASSAR—Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) kembali digelar serentak seluruh di kantor Perwakilan Bank Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan (Sulsel).
Secara Umum Pertemuan PTBI 2023 ini memaparkan hasil kinerja pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta Sulsel pada khususnya yang berlangsung di Hotel Claro Makassar.
Deputi BI Sulsel M Firdauz Muttaqin mengatakan kinerja perekonomian Sulawesi Selatan masih terjaga hingga triwulan III 2023 dengan rata-rata sebesar 4,784 (yoy) mengindikasikan ketahanan ekonomi Sulawesi Selatan di tengah ketidakpastian global.
Hal tersebut ditopang oleh permintaan domestik dan kinerja investasi yang masih tumbuh positif dan kinerja ekspor yang relatif terjaga. Perbaikan kinerja sektor pertambangan dan sektor manufaktur turut berkontribusi terhadap pencapaian tersebut.
Perkembangan inflasi gabungan 5 kota IHK di Sulawesi Selatan semakin menurun dari 5,834 (yoy) di awal tahun 2023 menjadi 2,8996 (yoy) pada Oktober 2023.
Keberhasilan tersebut melalui berbagai program kolaborasi dengan TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sulsel, salah satunya Kick Off “Gerakan Nasional Pengendalian inflasi Pangan (GNPIP) pada awal tahun 2023.
Upaya pengendalian inflasi dalam GNPIP Sulsel diwujudkan melalui penyelenggaraan pasar murah, perluasan KAD, kerja sama platform digital farming, optimalisasi jalur d’stribusi “ SIPEPPA,” bersama Bulog dan Toko Ritel, dukungan pembiayaan KUR, serta bantuan bibit.
“Kegiatan perekonomian juga didukung oleh penguatan digitalisasi daerah, tercermin dari peningkatan jumiah merchant dan pengguna ORIS (Ouick Response Indonesian Standard) di Sulsel”
“Kolaborasi Bank Indonesia bersama Pemda dan Perbankan jugawujudkan melalui peluncuran Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD) yang pertama di Kawasan Timur Indonesia,” ucapnya.
Perekonomian yang tetap kuat di tahun 2023 juga didukung oleh kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel yang diwakili Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Ichsan Mustari mengatakan beberapa upaya Pemerintah Daerah kedepannya fokus pada pengembangan iklim investasi. Lalu peningkatan produksi pertanian, serta pengendalian inflasi.
“Pada tahun 2023, Pemprov Sulset telah melaksanakan program gerakan tanam pisang untuk mendorong ketahanan pangan, meningkatkan kapasitas ekonomi dan produktivitas di Sulsel,” ucapnya.
Perekonomian Sulsel memiliki potensi dan modal yang besar untuk dapat tumbuh lebih kuat di tahun 2024, ditunjukkan oleh pengembangan kawasan industri dan perbaikan infrastruktur energi dan transportasi log stik sebagai new source of growth.
Sumber daya alam yang melimpah di sektor Pertanian dan Pertambangan yang ditopang oleh sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Jasa-jasa yang kuat diperkirakan dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi Sulsel.
“Nikel sebagai komoditas unggulan Sulsel di yakini memiliki daya saing ekspor yang baik dan mendukung kebyjakan hilirisasi nasional.
Peningkatan target produksi padi dan keberlanjutan program Mandiri Benih diharapkan mendukung peran Sulsel sebagai lumbung pangan Nasional,” tuturnya. (*/4dv)
Tidak ada komentar