Konvoi bantuan kemanusiaan yang diperkirakan memasuki Jalur Gaza dari Mesir melalui pos perbatasan Rafah pada Jumat (20/10) kini diperkirakan akan tertunda setidaknya satu hari.
Para pejabat AS menyebut perbaikan jalan sebagai salah satu alasan penundaan konvoi yang sangat diperlukan itu, yang dijadwalkan membawa pasokan medis penting, bahan makanan, air dan kebutuhan lainnya ke Gaza, yang telah mengalami pengeboman selama hampir dua pekan oleh pasukan Israel yang menanggapi serangan mendadak dari militan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Pengeboman itu telah menyebabkan ratusan ribu warga Gaza kehilangan tempat tinggal dan sangat membutuhkan bantuan. Presiden AS Joe Biden membantu tercapainya kesepakatan antara Israel dan Mesir untuk mengizinkan sejumlah bantuan memasuki Gaza dalam kunjungannya ke Israel pekan ini.
Sementara itu, Israel berencana mengevakuasi Kiryat Shmona, kota di bagian utara. Pihak berwenang hari Jumat mengatakan penduduk kota itu akan ditempatkan di wisma-wisma tamu yang didanai negara. Kota itu terletak di dekat perbatasan Israel dengan Lebanon dan telah menjadi sasaran sejumlah serangan roket dan rudal dari berbagai kelompok Palestina.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Kamis memberitahu ratusan ribu anggota pasukan darat negara itu agar bersiap untuk menyerang Jalur Gaza.
Gallant bertemu dengan para tentara infanteri Israel yang ditempatkan di perbatasan Gaza, memberitahu pasukan agar “terorganisir, bersiap-siap,” tetapi tidak mengatakan kapan perintah untuk menyerang itu akan datang. “Siapa pun yang melihat Gaza dari kejatuhan sekarang, akan melihatnya dari dalam,” katanya. “Saya janjikan itu.”
Israel telah mengerahkan 300 ribu atau lebih tentara di perbatasan setelah serangan lintas batas mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober lalu ke Israel yang menewaskan 1.400 orang, kebanyakan warga sipil.
Tidak lama setelah pernyataan Gallant, PM Israel Benjamin Netanyahu merilis video yang menunjukkan ia bersama dengan pasukan di dekat perbatasan menjanjikan kemenangan.
Persiapan invasi darat itu berlangsung ketika PM Inggris Rishi Sunak mengikuti Presiden AS Joe Biden mengunjungi Israel untuk menunjukkan dukungan Barat dalam perang melawan militan Hamas.
“Anda telah mengalami tindakan terorisme yang tidak terperikan dan mengerikan dan saya ingin Anda tahu bahwa Inggris dan saya mendukung Anda,” kata Sunak.
Selanjutnya, ia mengatakan kepada PM Netanyahu, “Kami akan mendukung rakyat Anda. Dan kami juga ingin Anda menang.”
Biden mengatakan setelah kunjungan singkatnya ke Tel Aviv pada Rabu bahwa ia telah mengadakan diskusi terbuka dengan para pemimpin Israel sewaktu mereka melancarkan serangan militer yang telah merenggut lebih dari 3.400 nyawa di Gaza, kebanyakan warga sipil.
“Saya sangat berterus terang pada Israel,” katanya kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One. Biden mengatakan bahwa meskipun Israel telah “menjadi korban yang serius,” negara itu memiliki “kesempatan untuk meringankan penderitaan” warga sipil tak bersalah di Gaza “yang tidak punya tempat untuk pergi ke manapun.”
Ia menambahkan bahwa itulah yang “seharusnya dilakukan” oleh negara.
Sementara itu seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel mengatakan kepada VOA, “Negara Israel tidak pernah menargetkan warga sipil dengan sengaja. Kami menargetkan sasaran-sasaran militer.” [uh/ab]
Tidak ada komentar