Jakarta – Dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus akan mengunjungi Masjid Istiqlal dan berdialog dengan tokoh-tokoh lintas agama nasional, termasuk Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.
Nasaruddin mengatakan kunjungan Paus Fransiskus nanti akan menonjolkan bukti nyata dari toleransi yang terbangun antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Ia menyatakan bahwa Masjid Istiqlal, yang berdekatan dengan Gereja Katedral Jakarta, merupakan simbol kerukunan yang nyata, yang dihubungkan oleh Terowongan Silaturahmi sebagai simbol kuat toleransi antaragama.
“Istiqlal dan Katedral bukan hanya simbol toleransi antara Islam dan Katolik, tetapi juga bagi semua agama, karena secara reguler, baik di Istiqlal maupun Katedral, sering diadakan dialog antaragama,” ungkap Nasaruddin.
Nasaruddin juga menekankan sebagai negara dengan mayoritas penduduk Islam, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan toleransi dan perdamaian antaragama.
“Masjid Istiqlal, sebagai simbol semangat tersebut, selalu berupaya memperlihatkan wajah Islam yang inklusif dan penuh cinta kasih. Melalui kerja sama dan dialog lintas agama, Masjid Istiqlal terus mempromosikan pesan-pesan perdamaian dan persaudaraan,” lanjut Nasaruddin.
Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia dinilai sebagai momen bersejarah bagi seluruh umat beragama di Indonesia. Nasaruddin menekankan bahwa Indonesia harus menjadi tuan rumah yang baik dengan menerima tamu dengan hangat dan penuh rasa hormat.
“Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk menunjukkan keramahan sejati Indonesia. Mari kita buktikan bahwa orang Indonesia selalu ramah dalam menerima tamu, siapa pun mereka,” kata Nasaruddin.
“Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia akan menjadi penanda penting bahwa dialog antaragama bukan hanya wacana, tetapi juga praktik nyata di bumi pertiwi,” tutup Nasaruddin.