Manila: Kapal-kapal China Sengaja Tabrak Kapal-kapal Filipina

HAK SUARA
23 Okt 2023 19:44
2 menit membaca

Manila mengatakan pada Senin (23/10) bahwa kapal-kapal China “dengan sengaja menabrak” kapal-kapal Filipina pada akhir pekan, sehingga meningkatkan pertikaian diplomatik terkait dua tabrakan di Laut China Selatan.

Kedua negara saling menyalahkan atas insiden pada Minggu di dekat Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly. Kedua belah pihak mengajukan protes diplomatik dan merilis video untuk mendukung tuduhan mereka.

Kedua tabrakan tersebut terjadi selama misi pasokan Filipina untuk pasukan yang ditempatkan di sebuah kapal angkatan laut yang dijangkarkan di perairan dangkal tersebut pada tahun 1999 untuk menegaskan klaim teritorial Manila.

Para pejabat Filipina menuduh kapal Garda Pantai China dan kapal “milisi” melakukan “manuver berbahaya” yang mengakibatkan tabrakan dengan kapal pasokan Filipina dan kapal Garda Pantai Filipina.

Menteri Pertahanan Filipina Gilbert Teodoro mengambil satu langkah lebih jauh pada hari Senin, dengan menyebut tindakan China di dekat Second Thomas Shoal itu merupakan tindakan yang disengaja.

“Kapal Garda Pantai dan milisi maritim China secara terang-terangan melanggar hukum internasional dengan  melecehkan dan dengan sengaja menyerang Kapal Unaiza May 2 dan Kapal Garda Pantai Filipina BRP Cabra,” kata Teodoro.

“Kami di sini benar-benar mengecam sekeras-kerasnya pelanggaran mengerikan dan tindakan ilegal di zona ekonomi eksklusif Filipina dan pengaburan kebenaran oleh China yang memutarbalikkan cerita demi kepentingan mereka sendiri.”

Komentarnya muncul beberapa jam setelah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. bertemu dengan pejabat keamanan dan memerintahkan garda pantai untuk menyelidiki insiden tersebut, yang “dianggap serius di tingkat tertinggi pemerintahan,” kata tim komunikasinya.

Sebelumnya pada Senin, Kementerian Luar Negeri Filipina memanggil Duta Besar China untuk Manila, Huang Xilian, dan mengajukan protes diplomatik atas insiden tersebut.

Manila dan Beijing memiliki sejarah panjang sengketa maritim di Laut China Selatan.

Ketegangan berkobar pada bulan Agustus lalu ketika kapal Garda Pantai China menggunakan meriam air terhadap misi pasokan Filipina ke Second Thomas Shoal, sehingga mencegah salah satu kapal mengirimkan muatannya. [ab/uh]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x