OPINI—Sudah 100 hari lebih kekejaman zionis berlangsung. Namun, belum juga berakhir bahkan justru menunjukkan peningkatan intensitas tindak kekerasan. Sejak Israel meluncurkan agresi merespons serangan Hamas 7 Oktober lalu, Jalur Gaza yang sudah mengkhawatirkan menjadi semakin mengenaskan.
Pembunuhan massal terjadi di mana-mana. Warga sipil terus berlarian tak tahu arah, mencari tempat aman lantaran berulang kali diperintahkan untuk evakuasi. Dari utara ke selatan, hingga ke ujung selatan lagi, mereka harus terus berpindah demi menyelamatkan nyawa di dalam “penjara terbuka”. (Tribunnews, 14/01/2024).
Pada senin, 8 Januari 2024. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyatakan keprihatinan mendalam mengenai tingginya jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh di Jalur Gaza, menyusul kematian dua jurnalis yang bekerja untuk Al Jazeera biro Gaza pada 7 Januari 2024. (www.antaranews.com)
Konflik yang menghancurkan ini telah memicu krisis kemanusiaan di Gaza dan kekhawatiran akan eskalasi regional semakin meningkat setelah pasukan AS dan Inggris menyerang pemberontak Houthi pro-Hamas di Yaman pada hari Jumat setelah serangan terhadap pelayaran di Laut Merah.
Kaum muslim Palestina jelas membutuhkan bantuan khususnya tentara muslim yang akan membantu perjuangannya. Sudah seharusnya para pemimpin muslim dunia tidak lagi berpura-pura apalagi menutup mata atas genosida yang terjadi di Palestina. Menghentikan agresi entitas Yahudi tidak bisa dengan bantuan uang dan obat-obatan saja, apalagi retorika serta sidang-sidang yang berisi omong kosong belaka.
Satu-satunya yang bisa menghentikan serangan entitas Yahudi adalah dengan mengerahkan pasukan tentara kaum muslim. Firman Allah Ta’ala, “Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS Al-Baqarah: 191).
Sayangnya negeri muslim tidak banyak yang membantu untuk melenyapkan penjajah. Padahal penjajahan, pendudukan bahkan genosida atas umat Islam Palestina oleh zionis Yahudi seharusnya mengingatkan kaum muslim termasuk penguasa negeri muslim akan hadist Rasulullah saw tentang pentingnya perlindungan darah dan harta kaum muslim.
Beliau saw bersabda “Sungguh, darah dan harta kalian itu haram (suci) seperti sucinya hari kalian ini, di negeri kalian ini dan pada bulan kalian ini.” (HR. Muslim)
Artinya, tidak boleh sedikit pun darah kaum muslim tertumpah tanpa hak. Konsekuensinya, para penguasa muslim hari ini tidak boleh membiarkan ada darah seorang muslim ditumpahkan tanpa ada pembelaan. Ketidakberdayaan penguasa negeri-negeri muslim untuk menolong muslim Palestina hari ini, harusnya juga mengingatkan tentang persatuan dan kesatuan kaum muslim sedunia.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw “Wahai manusia, ingatlah, Tuhan kalian satu, Bapak kalian juga satu, Ingatlah, tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas non-Arab, juga bagi orang non-Arab atas orang Arab, dan tidak ada keutamaan bagi orang berkulit merah atas kulit hitam, juga bagi orang berkulit hitam atas kulit merah, kecuali karena ketakwaannya.” (HR. Ahmad)
Kekuasaan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Kekuasaan penguasa-penguasa negeri-negeri kaum muslim harusnya digunakan untuk menolong saudara muslim Palestina dengan mengirimkan jutaan tentara yang mereka miliki.
Namun, negeri-negeri muslim yang berasaskan kapitalisme sekularisme ini tidak akan memilih jalan tersebut, sampai kapan pun. Sebab kapitalisme sekularisme secara otomatis menjadikan negeri-negeri muslim tunduk pada kepentingan negara adidaya, Amerika Serikat.
Oleh karena itu, berharap bantuan dari negeri-negeri muslim adalah hal mustahil. Dan yang dapat membantu pun mengalami keterbatasan akibat adanya hukum-hukum internasional dan sekat nasionalisme yang menghalangi satu negara masuk negara lain.
Sangat butuh pergerakan dunia Islam untuk membangkitkan seluruh umat. Bantuan nyata dari pemimpin negeri-negeri muslim adalah berupa pengiriman tentara, bukan sekadar mengambil suara di sidang PBB dalam rangka membela Palestina.
Kepahlawanan individu tidaklah cukup untuk melenyapkan entitas penjajah, melainkan perlu adanya mobilisasi terus-menerus dari kekuatan umat—terutama tentara—untuk menolong Palestina. Kekuatan umat dan tentara muslim yang dikomandoi oleh seorang Khalifah tentu akan membuat musuh-musuh Islam takut dan bertekuk lutut.
Rasulullah saw bersabda “Sungguh Imam/Khalifah (kepala negara) itu laksana perisai; (orang-orang) akan berperang di belakangnya dan berlindung kepada dirinya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam bish showwab. (*)
Penulis:
Fitriana (Mahasiswi STAIN Majene)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.
Tidak ada komentar