FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Salah seorang pemilik pangkalan elpiji di Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Lukman, mengatakan kelangkaan elpiji dikarena dua faktor.
Pertama karena distribusi dari agen dikurangi hingga 50 persen. Pengurangan pasokan tersebut terjadi mulai pertengahan ramadan.
Sebelum pengurangan stok dia setiap pekannya mendapatkan jatah 100 tabung. Namun setelah pengurangan setiap pekannya hanya diberikan 50 tabung. Stok tersebut hanya bertahan sehari saja.
Faktor kedua yakni adalah banyak warga yang membeli tabung dengan jumlah banyak. Mereka bertujuan untuk menjualnya kembali atau bahwa suruhan dari pedagang.
“Saya batasi setiap warga hanya bisa membeli dua tabung. Itu pun harus warga sekitar yang dibuktikan dengan KK (kartu keluarga),” kata Lukman, Minggu, 8 Oktober.
Harga Tak Terkendali
Salah seorang pembeli elpiji subsidi Masniawati, menuturkan dia sudah mendatangi empat pangkalan elpiji di BTP, namun semuanya kosong. Pihaknya sengaja mencari elpiji di pangkalan, karena harganya murah.
Dia pun mempertanyakan bagaimana cara beberapa rumah makan mendapatkan stok gas elpiji 3 kg? Bukannya gas elpiji 3 kg diperuntukkan orang miskin. Apakah rumah makan atau warkop masuk kategori orang miskin.
“Yang membuat kelangkaan ini karena banyak yang tidak berhak tetapi menggunakan gas elpiji. Kalau sudah warung makan dan warkop ke atas seharusnya tidak lagi menggunakan gas melon, tetapi yang
tidak disubsidi,” ucapnya.
Kepala Bidang Energi Baru dan Terbarukan, Dinas ESDM Silsel, Andi Ishak meminta agar stakeholder terkait menjaga distribusi. Sebab BBM dan elpiji dianggap berperan penting sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
Tidak ada komentar