Para Inspektur PBB Lakukan Tes pada Ikan Fukushima

HAK SUARA
19 Okt 2023 20:48
2 menit membaca

Para inspektur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil sampel dari sebuah pasar ikan di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima pada Kamis (19/10), menyusul pelepasan air limbah dari fasilitas yang rusak itu pada Agustus lalu.

China dan Rusia telah melarang impor makanan laut Jepang sejak pembuangan air itu dimulai. Namun, Jepang mengatakan makanan laut itu aman, pandangan yang sejauh ini didukung oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Air yang volumenya setara dengan isi 540 kolam renang ukuran Olimpiade telah dikumpulkan sejak tsunami yang menyebabkan tiga reaktor di Fukushima-Daiichi hancur pada 2011 dalam salah satu bencana nuklir terburuk di dunia.

Jepang mengatakan bahwa air itu telah disaring dengan teknologi khusus ALPS dari berbagai substansi radioaktif – kecuali tritium – dan diencerkan dengan air laut.

Jepang mengatakan berbagai tes telah menunjukkan bahwa kadar tritium berada pada batas aman.

Tim IAEA yang terdiri dari para ilmuwan dari China, Korea Selatan dan Kanada mengumpulkan sampel ikan, air dan sedimen pekan ini untuk memverifikasi temuan Jepang.

Paul McGinnity, anggota misi tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa tujuan misi mereka adalah “untuk memastikan apakah laboratorium Jepang mengukur dan menganalisis secara benar” kadar tritium.

“Tritium menjadi perhatian karena kadar tritium, seperti Anda tahu, relatif tinggi karena ini tidak disingkirkan melalui proses ALPS,” kata McGinnity.

“Saya dapat katakan bahwa kami perkirakan kami tidak akan melihat ada perubahan (dalam kadar tritium), khususnya pada ikan. Kami perkirakan ada sedikit kenaikan kadar tritium dalam sampel air laut yang sangat dekat dengan titik pelepasan. Tetapi yang lainnya, kami perkirakan tidak ada. Kami perkirakan akan mendapati kadar yang sangat mirip dengan apa yang kami ukur tahun lalu.”

Sampel-sampel itu akan dikirim ke laboratorium di negara asal para anggota tim untuk mendapat tinjauan independen, dan IAEA akan mengevaluasi serta mempublikasikan hasilnya.

Rusia pekan ini mengikuti sekutunya, China, melarang impor makanan laut Jepang, meskipun negara itu membeli dalam jumlah yang relatif kecil.

Jepang, yang menyebut larangan China itu bermotif politik, mengatakan, tindakan Moskow merupakan langkah yang “tidak adil” dan “tanpa landasan ilmiah apa pun.”

Pelepasan air limbah dimaksudkan untuk memberi ruang untuk mulai memindahkan puing-puing dan bahan bakar radioaktif yang sangat berbahaya dari reaktor-reaktor yang rusak. [uh/ab]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x