FAJAR.CO.ID, KALTIM — Pengamat Intelijen dan Keamanan Nasional Dr Stepi Anriani mengatakan perekrutan calon teroris jaringan internasional sudah masuk ke Indonesia melalui game daring, sehingga para orang tua diingatkan untuk sering memantau game yang diikuti anak.
“Perekrutan calon teroris jaringan internasional yang sering melalui media sosial, tapi sekarang sudah dilakukan pula melalui game daring yang memang digemari remaja dan anak-anak,” ujar Anriani saat menjadi narasumber seminar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kaltim di Samarinda, Rabu.
Untuk itu, ia mengajak para orang tua, terutama kaum ibu, aktif memantau ketika anak memainkan gawai, baik gawai yang digunakan untuk medsos maupun untuk main game daring, tentunya pemantauan yang dilakukan harus dengan cara lembut dan melihat situasi agar anak tidak tersinggung.
Ia melanjutkan, pola yang dilakukan oleh perekrut awalnya adalah melalui percakapan saat bermain game daring, dimulai dari asal negara atau asal daerah, dilanjutkan dengan hal lain yang kemudian sampai pencucian otak untuk anggota baru yang disiapkan menjadi teroris.
Perekrut dari ISIS, misalnya, dalam pencucian otak kepada calon teroris, selalu melakukan propaganda agama sehingga anggota baru yang tidak memiliki landasan agama dengan benar, maka akan mudah terpengaruh dan rela bergabung, kemudian berjuang untuk ISIS.
“Padahal ISIS berjihad bukan untuk agama, namun mereka berjuang untuk kekuasaan dan untuk teritorial, sedangkan mereka membungkus perjuangan demi agama, tujuannya adalah untuk menarik simpati orang yang seagama,” katanya.
Tidak ada komentar