Pesta Demokrasi Rawan Gangguan Mental?

HAK SUARA
6 Feb 2024 22:44
Ragam 0 135
4 menit membaca

OPINI—Pesta Demokrasi sebentar lagi terlaksana. Beberapa pihak mulai menyiapakan segala hal untuk mengatasi problem setelah pengumuman pemenang pesta demokrasi. Sebab, akan ada yang gagal caleg akan mengalami gangguan mental.

Psikiater sekaligus Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mengatakan calon legislatif (caleg) yang mencalonkan diri namun tanpa tujuan yang jelas rentan mengalami gangguan mental.

Nova mengatakan, banyak pasien yang pernah gagal saat mencalonkan diri sebagai caleg kemudian terlilit hutang atau kecewa berat hingga depresi dan mengakhiri hidupnya (Antara, 11/12/2023).

Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyiapakn layanan konseling maupun fasilitas kesehatan kejiwaan untuk calon legistlatif yang stress akibat gagal di Pemilu 2024.

Menurutnya, peningkatan layanan konseling kejiwaan maupun fasilitas kesehatan kejiwaan pada musim Pemilu sangat diperlukan. Sebab, disinyair banyak peserta pemilu yang berpoensi mengalami stress usai perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU). (CCNIndonesia, 26/01/2024)

Sejumlah rumah sakit maupun rumah sakit jiwa bersiap untuk menangani caleg yang depresi akibat gagal terpilih. Persiapan ini sebagai antisipasi berdasarkan pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya. Sehingga diduga akan terjadi pula pada Pemilu 2024 ini.

Apa sih penyebab para caleg ini mengalami gangguan mental?

Pertama, Pemilu hari ini berbiaya tinggi dan bukan rahasia umum lagi. Kandidat caleg harus menyediakan dana milyara rupiah agar bisa dgunakan untuk berbagai macam, misalnya untuk memproduksi baliho, kaos dan iklan; biaya untuk tim suksesnya dan pengumumpulan massa; dan sebagainya.

Jika kandidat caleg kekurangan dana, maka mereka melakukan utang dengan jaminan harta benda yang dimiliki atau menjadi sponsor. Maka untuk menjadi kandidat calekg membutuhkan perjuangan dengan mengarahkan segala macam cara untuk meraih kemenangan. Baik itu halal maupun haram.

Kedua, hari ini jabatan menjadi impian, karena dianggap dapat menaikkan harga diri. Selain itu, juga jalan untuk mendapatkan keuntungan materi dan kemudahan untuk fasilitas lainnya. Dengan demikian tujuan mereka ini untuk mendapatkan kekuasaan dan materi. Tak di pungkiri pula, ada di antara kandidat caleg ini benar-benar ikhlas untuk membangun bangsa, tetapi jumlahnya sedikit.

Para caleg ini telah melakukan segala hal untuk mewujudkan tujuan mereka untuk menang pada pesta demokrasi ini. Tetapi pastinya ada yang gagal sehingga kecewa hingga mengalami gangguan mental. Fenomena ini membuktikan bahwa pemilu dalam sistem hari ini rawan menyebabkan gangguan mental.

Demokrasi yang berasaskan sekuler membuat masyarakat jauh dari agama. Selain itu juga mengaburkan tujuan manusia itu diciptakan. Sehingga materi menjadi tujuan mereka. Biaya pun mahal sehingga jika sewaktu-waktu memenangkan pemilu akan melakukan korupsi atau menerima gratifikasi untuk mengembalikan modal pada saat pemilu dan mengambil keuntungan dari jabatan tersebut

Kekuatan mental seseorang akan menentukan sikap seseorang terhadap hasil pemilihan. Pendidikan hari ini gagal membentuk individu berkepriadian kuat. Dimana pendidikan sekarang yang berorintasi capaian nilai dan keterampilan saja, tetapi mengabaikan kepribadian Islam, tidak dapat memberikan bekal cukup bagi pemuda untuk menghadapi berbagai masalah hidup. Sehingga kebanyak masyarakat sekarang memiliki mental yang lemah.

Islam memberikan padangan yang benar dalam meihat kehidupan, seperti ketika menghadapu takdir yang buruk, menjalankan ujian kehidupan atau sikap marah, kecewa maupun sedih dan juga mengajarkan tentang tujuan hidup yang benar, yaitu akhirat.

Begiu pula sistem pendidian islam menghantarkan individu menjadi orang yang memahami kekuasaan adalah amanah dan menerima qoda dan qodar yang telah ditetapkan Allah, dan melahirkan individu yang selalu dalam kebaikan karena selalu bersyukur dan bersabar, terhindar dari gangguan mental.

Memandang kekuasaan dan jabatan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, dan harus dijalankan sesuai ketentuan Allah dan Rasulnya. Membuat orang-orang akan berfikir ulang untuk memiliki kekuasaan.

Sebab amanah ini sangat berat dan harus adil. Kedua sifat ini pun tidak semua orang memilikinya. Sehingga untuk mejalankan kekuasaan ini harus orang yang memiliki kemampuan tersebut. (*)

 

Penulis
Nur Ana

 

***

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x