Polres Pamekasan Pastikan Video Pemenggalan Kepala Anak Di Pamekasan HOAX.

KORWIL JATIM
27 Des 2024 17:37
Peristiwa 0 3
2 menit membaca

PAMEKASAN – Kasihumas Polres Pamekasan AKP Sri Sugiarto menanggapi beredarnya sebuah video berdurasi 1 menit 14 detik serta pesan suara di media sosial dan grup WhatsApp yang menyatakan telah terjadi pembunuhan balita di Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.

Dalam video tersebut, terlihat seorang bocah yang diperkirakan berusia 3 tahun ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terbungkus karung, dengan kepala dan badan yang sudah terpisah.

“Saya pastikan informasi tersebut tidak benar,” tegas AKP Sri Sugiarto.

Kejadian tersebut bukan terjadi di Kabupaten Pamekasan dan berita tersebut adalah hoaks.

“Kami sudah memeriksa dan memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar. Kejadian itu tidak terjadi di wilayah hukum kami,” ujarnya.

Mendengar kabar viral tersebut, Kapolsek Proppo Iptu Nanang Hari P. bersama anggota patroli langsung bergerak untuk mencari informasi lebih lanjut dengan berkoordinasi dengan para kepala desa di Kecamatan Proppo. Hasilnya, tidak ada kepala desa yang mengetahui kejadian seperti yang digambarkan dalam video tersebut.

“Kami meminta masyarakat untuk tidak menyebarluaskan video itu lebih lanjut. Jika menemukan informasi yang tidak pasti kebenarannya, sebaiknya bertanya kepada pihak yang berwenang, seperti kepala desa atau kepolisian,” tambah AKP Sri Sugiarto.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Kompas.com, video tersebut ternyata berasal dari kasus pembunuhan di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Dalam kasus tersebut, seorang pria berinisial KK (21) diduga membunuh adik kandungnya yang masih berusia 3 tahun. Peristiwa tragis itu terjadi di perumahan karyawan perkebunan kelapa sawit pada Rabu (25/12/2024).

Kepala Kepolisian Sektor Kendawangan, Iptu Bagus Tri Baskoro, menjelaskan bahwa terduga pelaku telah diamankan bersama barang bukti berupa pisau untuk panen buah sawit. Dari keterangan orangtuanya, KK diketahui mengidap gangguan jiwa.

“Dengan adanya kejadian ini, kami mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial. Penyebaran berita yang tidak benar hanya akan menimbulkan kepanikan dan keresahan di tengah masyarakat.” tutup Kasihumas.

x
x