Seorang anak laki-laki Aborigin berusia 16 tahun meninggal seminggu setelah ia ditemukan “tidak sadarkan diri” dalam tahanan remaja di wilayah barat Australia, kata pihak berwenang pada hari Jumat (20/10).
Anak laki-laki tersebut, yang diidentifikasi oleh media Australia sebagai warga pribumi, meninggal di rumah sakit Perth pada Kamis malam setelah sebuah “insiden” di pusat penahanan kota seminggu sebelumnya, kata Departemen Kehakiman pemerintah negara bagian Australia Barat.
“Ia ditemukan tidak sadarkan diri di selnya oleh staf pada dini hari tanggal 12 Oktober dan diberi pertolongan darurat sampai paramedis tiba,” katanya dalam sebuah pernyataan. Departemen tersebut mengatakan pihaknya sedang menyelidiki “semua keadaan dalam insiden tersebut”.
Ketimpangan yang dihadapi masyarakat Aborigin dan masyarakat Kepulauan Selat Torres, keduanya sering digambarkan sebagai masyarakat pribumi atau masyarakat adat Australia, masih sangat mencolok, lebih dari 230 tahun sejak penjajahan Eropa.
Masyarakat adat itu, yang nenek moyangnya telah tinggal di benua ini selama lebih dari 60.000 tahun, memiliki kemungkinan lebih besar untuk dipenjara atau meninggal dalam tahanan dibandingkan dengan masyarakat Australia lainnya dan memiliki rentang hidup sekitar delapan tahun lebih pendek dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Kematian remaja laki-laki tersebut adalah yang pertama dalam tahanan remaja di Australia Barat sejak pencatatan dimulai pada tahun 1980, kata Departemen Kehakiman.
Komisi Korupsi dan Kejahatan Australia Barat mengatakan pihaknya telah membuka penyelidikan setelah menerima tuduhan pelanggaran serius terkait dengan “insiden” di fasilitas penahanan, yang terletak di dalam Penjara Casuarina tersebut.
Komisi tersebut mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai wewenang untuk menyelidiki masalah remaja yang lebih luas dalam sistem peradilan pidana.
“Yurisdiksi kami terfokus pada dugaan perilaku petugas publik, di mana tindakan tersebut termasuk dalam kategori pelanggaran serius,” kata Komisaris John McKechnie, yang memimpin badan tersebut.
Perdana Menteri Anthony Albanese menggambarkan kematian anak tersebut sebagai “tragedi yang mengerikan” dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga anak tersebut. [ab/uh]
Tidak ada komentar