Qatar pada Senin (16/10) mengumumkan reunifikasi sekelompok anak-anak Ukraina dengan keluarga mereka. Ini merupakan awal dari pemulangan sebagian dari ribuan anak-anak yang menurut Ukraina diambil paksa oleh Rusia setelah invasinya pada Februari 2022.
Pemulangan ini terjadi setelah pembicaraan berbulan-bulan yang diperantarai Qatar.
Para pejabat yang mengetahui masalah ini mengatakan empat anak-anak, yang berusia 2 hingga 17, dipertemukan kembali dengan keluarga mereka berdasarkan perjanjian yang dapat mengarah pada lebih banyak lagi repatriasi.
“Kementerian Luar Negeri Qatar memfasilitasi penampungan anak-anak dan keluarga mereka di Kedutaan Besar Qatar di Moskow selama kegiatan ini dan mendampingi mereka hingga ke tujuan mereka, memastikan keselamatan, kenyamanan dan kesejahteraan mereka,” kata Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan.
Mahkamah Pidana Internasional pada Maret lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, menuduh bahwa ia “bertanggung jawab atas kejahatan perang berupa deportasi anak-anak dari Ukraina yang melanggar hukum.”
Sementara itu militer Ukraina pada Senin mengatakan bahwa Rusia menyerang dengan lima rudal dan 12 drone pada malam sebelumnya.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan telah menjatuhkan 11 drone dan dua rudal, yang menargetkan bagian utara dan timur Ukraina.
Filip Pronin, gubernur Poltava di bagian timur Ukraina, mengatakan di aplikasi perpesanan Telegram bahwa pecahan-pecahan rudal menghantam beberapa rumah dan mencederai sedikitnya tiga orang. [uh/ab]
Tidak ada komentar