Novelis kelahiran India, Salman Rushdie pada Minggu, 22 Oktober 2023 menerima hadiah penghargaan perdamaian pameran buku Frankfurt yang prestisius. Dalam pidato ketika menerima penghargaan itu, Rushdie menekankan bahwa kebebasan berbicara, harus dipertahankan meski pada saat dimana hak itu dilecehkan.
“Jawabannya adalah bahwa kita harus melakukannya dengan semangat yang senantiasa baru untuk melakukan yang perlu, menjawab ujaran yang buruk dengan ucapan yang lebih baik, untuk melawan narasi yang keliru, dengan narasi yang lebih baik, untuk membalas kebencian dengan cinta, dan untuk percaya bahwa kebenaran masih bisa bertahan bahkan di era kebohongan,” kata Rushdie.
Penulis ini telah menghabiskan bertahun-tahun dalam persembunyian setelah Iran meminta muslim untuk membunuhnya, karena karya-karyanya. Tahun lalu, di bulan Agustus, Rushdie ditikam ketika sedang berpidato di negara bagian New York yang menyebabkan salah satu matanya buta dan mempengaruhi fungsi salah satu tangannya.
Penghargaan itu sendiri pertama kali diberikan pada 1950, dan dilengkapi dengan hadiah uang senilai 25 ribu Euro. Dalam pernyataan tertulisnya, juri mengatakan bahwa karya-karya Rushdie mengkombinasikan narasi yang memandang jauh ke depan dengan inovasi kesusastraan, humor dan kebijakan yang tanpa henti. [ns/jm]
Tidak ada komentar