Santri Gontor Kuasai Bahasa Asing Seperti Bahasa Ibu, Dua Profesor Turki Beri Apresiasi

TAUFIK ARIFIN
6 Okt 2025 18:35
Nasional 0 1
2 menit membaca

Ponorogo – Dua akademisi dari Universitas Karabuk, Turki, menyampaikan kekaguman terhadap kemampuan berbahasa para santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Dalam kunjungan mereka ke Gontor sebagai tamu kehormatan pada ajang Gontor Language Championship (GLC) 2025, keduanya menilai bahwa para santri mampu menguasai bahasa Arab dan Inggris layaknya bahasa ibu mereka sendiri.

“Empat mahasiswa saya di Turki berasal dari Gontor, dan mereka dapat membaca serta menulis bahasa Arab dengan sangat fasih, seperti bahasa sendiri,” ujar Assoc. Prof. Dr. Muhammed Nur Kaplan, pakar tasawuf dari Universitas Karabuk, Turkiye.

Senada dengan itu, Prof. Dr. Abdulcebbar Kavak, Dekan Fakultas Teologi di universitas yang sama, juga mengaku takjub. “Saya sudah banyak mengunjungi sekolah dan universitas, tetapi iklim pendidikan bahasa di Gontor benar-benar luar biasa. Santri bisa mempelajari dua bahasa asing seolah-olah itu bahasa daerah mereka sendiri,” tuturnya.

Kekaguman tersebut mereka sampaikan pada malam puncak pelaksanaan GLC 2025, ajang kompetisi bahasa tingkat nasional yang secara resmi ditutup pada Ahad malam (5/10) di Kampus Pusat PMDG, Ponorogo.

GLC merupakan bagian dari rangkaian peringatan 100 tahun berdirinya PMDG. Tahun ini, ajang tersebut diikuti oleh 24 pondok pesantren dari seluruh Indonesia. Selama empat hari pelaksanaan, para peserta berlaga di 14 cabang lomba, mulai dari debat, pidato, kuis bahasa, pembawa acara (MC), hingga penulisan esai dan puisi dalam bahasa Arab dan Inggris.

Dalam acara penutupan, Prof. Dr. K.H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil., selaku Ketua Umum Peringatan 100 Tahun PMDG, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya konsistensi dalam belajar bahasa.
“Bahasa tidak dipelajari dalam sehari dua hari. Bahasa harus dipraktikkan. Jangan puas hanya dengan pelajaran di kelas. Jadikan lomba ini sebagai awal untuk terus mengembangkan kemampuan berbahasa kalian,” ujarnya di hadapan para peserta dan tamu undangan.

GLC 2025 menjadi ajang pembentukan karakter, pengasahan retorika, serta pembiasaan santri untuk berpikir dan berbicara dalam bahasa internasional. Kegiatan ini sekaligus menegaskan posisi Gontor sebagai pelopor pendidikan bahasa di lingkungan pesantren.

Di akhir acara, panitia menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta, pembimbing, serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini. Semangat, kerja keras, dan ukhuwah yang terbangun selama pelaksanaan diharapkan terus menyala, menjadi bekal santri untuk tampil sebagai duta bahasa dan pembawa nilai-nilai Islam di masa depan.

x
x