Sekolah-sekolah di Prancis Heningkan Cipta untuk Hormati Guru yang Tewas Ditikam

HAK SUARA
17 Okt 2023 00:27
2 menit membaca

Para pelajar dan pendidik dijadwalkan mengheningkan cipta di sekolah-sekolah Prancis pada hari Senin (16/10) untuk menghormati seorang guru yang ditikam hingga tewas dan tiga orang lainnya yang terluka pekan lalu dalam serangan yang dilakukan oleh seorang mantan siswa yang diduga menjadi Muslim radikal.

Penghormatan pada Senin sore juga akan ditujukan kepada Samuel Paty, seorang guru lain yang dibunuh tepat tiga tahun lalu di dekat sekolahnya di wilayah Paris. Ia dipenggal oleh seorang remaja Chechen yang telah teradikalisasi.

Dalam pesan kepada para guru dan pekerja sekolah lainnya yang diposting di X, sebelumnya Twitter, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan “kami mengambil tindakan, kami mengambil tindakan dan kami akan terus mengambil tindakan untuk memastikan bahwa sekolah tetap menjadi tempat perlindungan bagi siswa dan untuk semua yang bekerja di sana.”

Pemerintah Perancis meningkatkan kewaspadaan akan ancaman nasional dan memerintahkan hingga 7.000 tentara untuk dikerahkan pada Senin malam dan sampai pemberitahuan lebih lanjut untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan di sekitar Perancis.

Otoritas kontraterorisme sedang menyelidiki penikaman hari Jumat itu, dan tersangka penyerang serta beberapa orang lainnya ditahan, kata jaksa. Tersangka baru-baru ini berada di bawah pengawasan badan intelijen karena diduga mengalami radikalisasi. Dokumen pengadilan yang dilihat oleh Associated Press menunjukkan bahwa ia berasal dari wilayah Ingushetia di Pegunungan Kaukasus Rusia, yang bertetangga dengan Chechnya.

Jaksa mengatakan tersangka penyerang adalah mantan siswa di sana dan berulang kali meneriakkan “Allahu akbar,” selama penyerangan. Jaksa sedang mempertimbangkan dakwaan pembunuhan terkait terorisme dan percobaan pembunuhan terhadap tersangka.

Guru yang meninggal adalah Dominique Bernard, seorang pengajar bahasa Prancis di kota utara Arras di sekolah Gambetta-Carnot, yang menerima siswa berusia 11-18 tahun. Guru lainnya dan seorang penjaga keamanan berada dalam kondisi kritis dengan luka akibat penikaman, kata polisi. Jaksa kontraterorisme mengatakan seorang petugas kebersihan juga terluka. (ab/uh)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x