Pernyataan antisemitisme, atau anti-Yahudi, telah membanjiri platform daring China yang disensor ketat dan akun media sosial China milik pemerintah Israel, sejak serangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu (7/10) lalu.
Sejumlah komentator online dan warganet China, dengan cepat mendukung Gaza setelah serangan Hamas yang dimulai pada tanggal 7 Oktober lalu. Mereka menuduh Israel menindas warga Palestina selama puluhan tahun dan mengatakan, Israel pantas menerima serangan tersebut.
“Pada masa lalu, Jerman membantai Anda. Kini, Anda menganiaya orang-orang Palestina. Di dunia ini, jangan memojokkan orang lain secara paksa karena [itu sama dengan] Anda akan menggali liang kubur Anda sendiri,” tulis Ziwu Xiashi, salah seorang komentator nasionalis terbesar dengan 1 juta pengikut di Weibo, platform milik China yang setara dengan X, yang semula dikenal dengan Twitter.
Meskipun pemerintah China telah meminta kedua belah pihak untuk mengakhiri permusuhan dan mengutuk “semua kekerasan dan serangan terhadap warga sipil,” Beijing telah lama menjadi sahabat perjuangan Palestina.
China mengakui Organisasi Pembebasan Palestina pada tahun 1964 dan kedaulatan Palestina pada tahun 1988, sebelum menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Otoritas Palestina pada tahun 1989. Dan dalam kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi pada tahun 2022, Presiden China Xi Jinping menyuarakan rasa frustrasinya atas “ketidakadilan sejarah” yang diderita oleh Palestina. Xi menyatakan dukungan China terhadap pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Tidak mungkin melanjutkan ketidakadilan historis yang diderita oleh orang-orang Palestina,” kata presiden China itu pada pembukaan KTT Kerja Sama dan Pembangunan Riyadh-Teluk-China di Arab Saudi.
Setelah serangan Hamas berlangsung, media resmi pemerintah China menyalahkan AS, karena tidak berperan konstruktif dalam meredakan ketegangan.
Di ranah internet China, sejumlah komentator nasionalis dan warganet telah memusatkan kemarahan mereka pada warga Yahudi, yang dipercaya oleh banyak warganet sebagai penanda dari sikap pemerintah China pada konflik yang saat in berlangsung. Sebuah unggahan menyebutkan, “Berdasarkan trending topic yang muncul, sekarang saya tahu bagaimana negara kita bersikap.”
“Orang-orang Yahudi selalu berbicara soal bagaimans perlakuan buruk yang mereka terima selama Perang Dunia II dan selama sejarah [berlangsung]. Namun, Anda tidak bisa bertanya mengapa. Karena jika Anda mempertanyakan hal itu, Anda akan dicap sebagai rasis atau dianggap iri terhadap kekayaan mereka,” ujar salah satu pengguna Weibo dengan nama Zhang Tiegen. Unggahannya itu lalu mendapatkan lebih dari 2.000 likes. “Sebenarnya sebelum Holocaust pada Perang Dunia II, reputasi orang Yahudi jatuh menurun di seluruh Eropa.”
“Kemana pun orang Yahudi pergi, mereka selalu dibunuh. Ada alasan mengapa hal itu terjadi. Anda hanya mencintai orang Yahudi ketika mereka tidak berada di sekitarmu,” tulis seorang komentator online bernama Vincent. [ps/rs]
Tidak ada komentar