MAKASSAR—Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan melaksananakan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Rabu (6/3/2024) di Ruang Rapat Pola, Kantor Gubernur Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan kegiatan Dedicated Team Meeting (DTM) Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, dan Pariwisata Sulawesi Selatan (PINISI SULTAN). Upaya ini dilakukan sebagai bentuk sinergi dalam mendorong kebangkitan ekonomi Sulsel melalui pengembangan investasi dan akselerasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dengan tetap mempertahankan stabilitas harga di masyarakat.
Kegiatan HLM TPID-TP2DD dan DTM Forum PINISI SULTAN dihadiri langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan, didampingi aleh Plh. Sekretaris Daerah Prov. Sulawesi Selatan, Forkopimda, Bupati/Walikota, Kemenkeu, OJK, dan LPS.
Dalam rangka mendorong perekonomian yang berdaya tahan, sasaran inflasi nasional ditargetkan menurun tahun 2024 pada kisaran 2,5%±1%. Fokus utama pengendalian inflasi juga diarahkan pada tekanan inflasi pangan yang terjaga rendah dan stabil, yaitu kurang dari 5%. Hal ini dikarenakan kestabilan harga pangan menjadi kunci stabilitas ekonomi.
Perkembangan Inflasi Sulsel pada Februari 2024 tercatat 2,93% (yoy) atau berada dalam rentang sasaran inflasi Nasional. Namun, tekanan inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau masih berada di level tinggi, yaitu sebesar 6,58% (yoy) di Februari 2024 sehingga penguatan sinergi pengendalian inflasi di daerah perlu terus didorong, terutama menjelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri.
Berdasarkan pola historis 2022-2023, peningkatan inflasi umumnya terjadi pada bulan periode pelaksanaan Ramadhan sejalan dengan permintaan masyarakat yang meningkat. Beberapa komoditas yang konsisten menyumbang inflasi pada periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri, antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng.
Tren peningkatan harga beras juga terus berlanjut hingga awal tahun 2024. Fenomena El Nino pada tahun 2023 berdampak pada pergeseran musim tanam sehingga puncak panen padi baru akan dimulai pada April 2024. Kondisi ini berisiko memberikan tekanan inflasi yang lebih tinggi di tengah tingginya permintaan masyarakat pada momen HBKN Ramadhan yang mulai berjalan pada Maret 2024.
Dari sisi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah, rata-rata kinerja fiskal Pemda di Sulsel pada tahun 2023 berada di bawah rata-rata Nasional. Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kemampuan fiskal daerah adalah melalui program Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD). Analisis empiris Bank Indonesia menunjukkan bahwa digitalisasi berpengaruh terhadap pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan kemandirian fiskal daerah.
IETPO yang mengukur progres digitalisasi transaksi Pemda mengalami capaian yang cukup baik di 2023. Rata-rata IETPD se-Sulsel meningkat sedangkan standar deviasi menurun, menunjukkan gap antara Pemda yang semakin kecil.
Namun, untuk menguatkan capaian tersebut, Pemda diharapkan dapat mendorong pembayaran pajak dan retribusi secara digital serta mengimplementasikan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) online bagi Pemda yang belum.
Potensi digitalisasi masih terbuka lebar di sektor-sektor yang menjadi sumber pendapatan utama daerah, seperti PBB, Pajak Restoran, BPHTB, dan retribusi secara umum.
Dari sisi transaksi belanja, penggunaan Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD) perlu terus didorong agar seluruh Penda dapat menggunakan KKPD secara efektif pada 2024.
Untuk mengoptimalkan transaksi KKPD, Bank Indonesia mendorong perbankan di Sulsel agar dapat memperluas infrastruktur mesin EDC khususnya di luar Makassar.
Lebih lanjut, sebagai salah satu penggerak roda perekonomian di Sulsel, upaya peningkatan investasi perlu terus dikolaborasikan.
Penyelenggaraan DTM Forum PINISI SULTAN dilakukan untuk menyatukan visi, menyusun strategi, dan kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten kota di Sulsel dalam meningkatkan investasi.
Kegiatan DTM juga dirangkaikan dengan kick-off South Sulawesi investment Challenge (SSIC) 2024. Program ini bertujuan untuk menyiapkan proposal proyek investasi oleh 24 Kabupaten/Kota di Sulsel yang siap ditawarkan kepada calon investor.
Penyusunan usulan proyek investasi daerah diarahkan untuk dapat memperkuat infrastruktur daerah dalam rangka meningkatkan konektivitas antar wilayah, terutama dengan memanfaatkan potensi laut dan karakter geografis kepulauan di wilayah Sulsel.
Penyusunan proyek investasi ke depan juga diarahkan pada pembangunan megapolitan yang dapat menguatkan peran Sulsel sebagai pintu gerbang Indonesia Timur dan penopang kawasan IKN.
Pada akhirnya merespons perkembangan inflasi serta isu-isu strategis lainnya terkait ETPD dan investasi, Gubernur Sulsel menyampaikan arahan strategis sekaligus komitmen untuk mendukung kebangkitan ekonomi Sulsel tahun 2024.
Arahan tersebut terangkum dalam 5 (lima) poin utama, antara lain) fokus pengendalian inflasi secara end-to-end, ii) optimalisasi pemanfaatan KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk pengembangan sektor pertanian, iii) mendorong komitmen realisasi transaksi KKPD oleh seluruh kab/kota, iv).
Meningkatkan kolaborasi yang erat antara Bank Indonesia Provinsi Sulsel dan Pemda melalui pemetaan potensi investasi potensial di 24 kab/kota, serta v) Mendorong penguatan peran Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Prov. Sulsel dalam pengembangan ekonomi daerah.
Ucapan terima kasih dan apresiasi juga disampaikan atas kontribusi Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah. Selanjutnya, sinergi erat diharapkan terus terjaga sehingga mampu melanjutkan berbagai capaian prestasi di tahun 2024, baik penghargaan di tingkat TPID maupun TP2DD Terbaik. (*/4dv)
Tidak ada komentar