Target Zero Miskin Ekstrem di Sulsel, Kadinsos Malik: Masih banyak di perkotaan sekitar 5-6%

HAK SUARA
22 Feb 2024 10:42
Ragam 0 121
2 menit membaca

MAKASSAR—Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan hingga akhir tahun 2024 ini zero miskin ekstrem sesuai Instruksi Presiden RI (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Plt Kepala Dinas Sosial Sulsel, Malik Faisal mengatakan, sampai akhir Desember mendatang terus di lakukan gempur miskin ekstrem.

“Sampai akhir Desember gempur miskin ekstrem, karena hampir semua miskin ekstrem bagian fakir miskin, ini sesuai Inpres No 4 tahun 2022 target hingga bulan Desember 2024 nol miskin ekstrem, dan untuk di provinsi Sulsel miskin ekstrem masih ada di angka 5-6 persen hingga menjadi harus nol, ini kemarin di Kabupaten Barru sudah diangka 0,3  persen sedikit mami,” ucap Malik, saat ditemui dirumah Jabatan Gubernur Sulsel, Rabu (21/2/2024).

Ia menjelaskan miskin ekstrem berbeda dengan fakir miskin karena berdampak lagi dengan perhitungan pendapatan.

“Kalau fakir miskin ada lima indikatornya, kalau miskin ektrem tambah lagi pendapatannya yaitu dibawah dua dollar perhari kalau di konversi kerupiah  kurang lebih cuma 20 ribu perhari pendapatan kepala keluarga berarti miskin ekstrem.

Miskin ekstrem ini merataki banyak dikota seperti di Kota Palopo, Parepare, Makassar penyebanyaknya diantaranya karena hilang pendapatannya karena hilang pekerjaannya, jumlah penduduk yang banyak, biaya hidup tinggi. Miskin ekstrem ini juga dampak covid kemarin yang membuat banyak hilang perkejaan, sudah miskin hilang pekerjaan lagi,” jelasnya.

Mantan Kadis Koperasi dan UKM Sulsel ini menambahkan upaya percepatan penanganan miskin ekstrem diantaranya melalui bantuan beras untuk ketahanan pangan.

“Miskin ektrem upaya zero banyak yang dilakukan termasuk bantuan beras untuk ketahanan pangan, kita harap dengan bantuan 10 kilo per kepala keluarga ini, maka uangnya bisa dipakai hal lain tidak untuk beli beras, sekaligus tetap terbukanya lapangan serta bagiamana mendukung program pisang, nangka, maupun lainnya supaya masyarakat punya mata pencaharian tambahan, kalau daya beli turun inflasi bisa naik,” pungkasnya. (*/4dv)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x