FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam memberikan pandangan soal kekuatan masing-masing pasangan calon di Pilpres 2024.
Dia menuturkan, sebenarnya perlu dipahami bahwa ada rasa inferioritas yang dirasakan Prabowo Subianto sehingga membutuhkan sosok Gibran Rakabuming Raka.
Bisa jadi inferioritas itu akibat dua kali dikalahkan oleh Jokowi. “Karena itu memerlukan sosok simbol dari Jokowi,” jelasnya.
Perebutan suara pasca Gibran menjadi Cawapres tentunya akan terjadi di sejumlah provinsi di Jawa. Untuk Jawa Tengah, memang menjadi terbelah karena pertarungan Ganjar dan Gibran. “Pertarungan ini bisa jadi memperebutkan swing voter,” terangnya.
Pertarungan akan menjadi sangat panas karena ada potensi Presiden Jokowi akan mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk memenangkan Gibran di Jawa Tengah.
Apalagi, ada indikasi penggunaan bansos mendekati pemilu. “Berbeda dengan di Jawa Barat,” paparnya.
Dia mengatakan, Prabowo Subianto dalam dua kali pilpres 2014 dan 2019 memang kuat di Jawa Barat dan Banten. Ganjar dan Mahfud tidak memiliki kesempatan di dua provinsi ini.
“Tapi, Anies bisa jadi malah punya kans di Jabar dan Banten, karena ada PKS,” urainya.
Berbeda lagi dengan di Jawa Timur. Untuk Ganjar-Mahfud memang sangat potensial memenangi suara di Madura dan daerah tapal kuda.
“Saya kira jarang orang Madura memiliki kesempatan menjadi pemimpin akan bisa menyatukan mereka,” tuturnya.
Sedangkan Anies-Muhaimin memang memiliki potensi mendulang suara di Jatim. Walau masih ada potensi tidak tersambungnya para ulama Jatim dengan Anies yang selama ini dekat dengan Habib Rizieq Syihab. “Muhaimin sebagai representasi Jatim juga tidak kuat,” urainya.
Tidak ada komentar