FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Ilmu Politik Anthony Budiawan, memberikan reaksi terkait sejumlah toko ritel yang mulai membatasi pembelian beras premium.
Dikatakan Anthony, penjatahan pangan tidak pernah terjadi lagi sejak tahun 60-an.
“Penjatahan pangan tidak pernah terjadi lagi sejak 1960-an,” ujar Anthony dalam cuitan Twitternya (4/10/2023).
Anthony menyebut, saat ini Indonesia mundur 60 tahun. Bahkan kata dia, lebih buruk dari negara berkembang lainnya.
“Baru kali ini terjadi lagi di era Jokowi, Indonesia mundur 60 tahun, lebih buruk dari negara berkembang lainnya seperti Vietnam atau India,” Anthony menuturkan.
Meskipun El Nino telah diperkirakan sebelumnya, dikatakan Anthony, pemerintah gagal melakukan antisipasi.
“El Niño sudah diperkirakan, tapi gagal antisipasi,” tandasnya.
Sebelumnya, sejumlah toko ritel seperti Super Indo dan Alfamart mulai membatasi pembelian beras premium yaitu sebanyak 10 kg per hari untuk setiap konsumen.
Dengan pembatasan itu, masyarakat hanya bisa memboyong 2 kantong kemasan beras per hari dari toko ritel tersebut.
Menurut informasi, pembatasan itu ditujukan agar pelanggan tidak membeli barang dalam jumlah banyak saat terjadi kelangkaan alias panic buying.
Pembatasan tersebut merupakan buntut dari meroketnya harga beras yang berujung pada kelangkaan stok.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan, pembelian beras dibatasi dua kemasan sebagai salah satu upaya mendorong masyarakat bijak berbelanja.
Tidak ada komentar