FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan meminta agar pemerintah meninggalkan praktik-praktik penggusuran paksa.
Hal itu ia sampaikan berkenaan dengan eskalasi konflik Palestina-Israel yang semakin memanas belakangan ini.
Anies memandang bahwa konflik yang terjadi di Palestina juga memberi pesan agar mengedepankan keadilan dan meninggalkan praktek penggeseran paksa dengan kekerasan. Anies ingin negara hadir dalam melindungi hak-hak rakyat atas permukimannya.
“Bahwa kekerasan yang diakibatkan oleh penggeseran penekanan itu bisa terjadi di berbagai tempat dan di seluruh dunia bisa terjadi, karena itu penting bagi kita di Indonesia untuk berkomitmen melindungi warga kita dan memberi hak yang sama untuk tinggal dan bermukim di tanahnya,” kata Anies di Malang, Jawa Timur, Minggu (8/10).
Anies menyatakan komitmennya dalam pemerintahan untuk tak melakukan penggusuran paksa warga dari permukimannya sendiri agar tak menimbulkan konflik berkepanjangan demi sebuah pembangunan.
“Kita ingin tak ada kekerasan yang dilakukan negara terhadap rakyatnya terutama terkait pemukiman,” ucap Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan, akar konflik dari Palestina-Israel adalah pendudukan paksa tanah Palestina oleh Israel. Sehingga, menimbulkan kekerasan yang memaksa rakyat Palestina mesti pergi dari tanahnya sendiri.
“Jadi ketika pendudukan tanah, perluasan permukiman ilegal, penekanan terhadap warga dalam sebuah tindakan apartheid, maka akan memunculkan reaksi perlawanan,” ungkapnya.
Tidak ada komentar