PANGKEP—Beredar video di media sosial terkait pungutan liar atau pungli di Danau Cinta, Kecamatan Balocci, Pangkep. Pungli sebesar Rp10.000 tersebut dikenakan kepada wisatawan yang ingin masuk menikmati keindahan panorama alam.
Hal ini membuat wisatawan tidak nyaman. Salah seorang pengunjung merekamnya dan rekaman itu diunggah di akun TikTok dan instagram @infokejadianmakassar, dan @infopangkep.
Kapolsek Balocci, Iptu Siswandy mengatakan bahwa begitu ada kiriman video terkait adanya pungli, kami bersama Bhambisa langsung bergerak ke lokasi untuk memanggil atau mendatangi rumah yang terduga pelaku yang melakukan pungutan liar.
“Perlu kita luruskan, bahwa Danau cinta, adalah acet dari PT Semen Tonasa. Jadi hal yang dilakukan terduga pelaku itu , tidak di benarkan untuk memungut biaya masuk ke lokasi Danau cinta, itu gratis,” kata Kapolsek Balocci, Iptu Siswandy, Senin (18/12/2023).
Saat ini, aparat setempat memanggil tiga orang dan satu orang perempuan terduga pelaku pungli yang ada dalam video viral tersebut merupakan warga setempat di Danau Cinta, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Menurut Iptu Siswandy, seorang pelaku ini langsung membuat surat pernyataan secara tertulis dan meminta maaf atas kegiatan yang dilakukan dan berjanji tidak akan mengulangi. Surat pernyataan tersebut juga ditandatangani para saksi, di antaranya Kapolsek Balocci Iptu Siswandy, Danramil Balocci, Lurah, Bhabinkamtibmas, Bhambisa, Camat Balocci.
“Semua bisa diselesaikan di Kantor Kecamatan Balocci dan pelaku menyampaikan permohonan maaf. Kami berharap pungli tidak terjadi lagi karena akan berpengaruh terhadap citra pariwisata, dan berdampak ke Tonasa sebagai pemilik lahan,” jelasnya.
Danau Cinta terletak di Kecamatan Balocci ini menyuguhkan panorama alam yang mempesona dengan paduan tebing yang menjulang tinggi.
Masyarakat juga menyebut danau ini dengan sebutan danau cinta. Disebut seperti itu, karena bentuknya mirip dengan simbol hati atau love.
Sementara Camat Balocci Zaenal Sanusi mengatakan, bahwa selama ini yang kami tahu itu digratiskan. Dan ini bukan objek wisata awalnya. Cuma pemandangannya yang indah dan kemudian sering di upload di media sosial, sehingga banyak yang tertarik dengan keindahannya.
Dengan keindahan itu, sehingga masyarakat berbondong-bondong, baik dari wisatawan lokal, maupun wisatawan luarluar datang kesana.
“Inilah yang menyebabkan masyarakat yang berdomisili disekitar situ berinisiatif untuk menarik pungutan dengan dalih, bahwa mereka yang menjaga, kemudian melihara kebersihannya, baik itu sampah dan segala macam”
“Padahal itu tidak ada aturannya. Yang mana juga PT Semen Tonasa sebagai pemilik lahan juga tidak pernah memberikan Petunjuk-petunjuk seperti itu. Sehingga boleh dikatakan, hal tersebut itu masuk pungutan liar dan tidak berdasar,” tutupnya.
Namun, dari pengakuan terduga pelaku tersebut, bahwa uang dari pungutan tersebut digunakan untuk kebutuhan pribadinya dengan belanja token listrik dan makanan sehari hari untuk keluarganya. (*)
Tidak ada komentar