FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Munculnya sosok Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra, sebagai salah satu bacawapres alternatif Prabowo menuai sorotan banyak pihak.
Menurut analis komunikasi politik, Hendri Satrio, jika gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming gagal menjadi cawapres Prabowo Subianto, maka ada alternatif kuda hitam yang patut dipertimbangkan, di antaranya adalah Yusril Ihza Mahendra.
Pria yang akrab disapa Hensat itu berpendapat, Yusril akan menjadi pasangan yang dapat melengkapi dari berbagai hal. Baik dari sisi administrasi negara dan hukum.
“Ia juga memiliki pengalaman mendampingi presiden sejak masa Soeharto. Jadi menurut saya, Yusril akan lengkap bila kemudian dipilih oleh Prabowo sebagai cawapres,” tuturnya.
“Namun ada kondisi yang patut dipertimbangkan, catatannya jika 3 unggulan kandidat cawapres teratas (Gibran, Khofifah dan Erick Thohir) itu akhirnya tidak dipilih oleh Prabowo,” sambung dia.
Hensat juga menyebut satu nama kuda hitam lainnya yang patut dipertimbangkan, yakni ketua umum partai Golkar Airlangga Hartarto.
“Kalau Airlangga kekuatannya dari segi ekonomi dan Yusril dari segi hukum tata negara. Dengan begitu, Prabowo tinggal memilih siapa yang tepat mendampinginya,” ujar founder lembaga survei KedaiKopi ini.
Menurutnya, nama Yusril Ihza Mahendra merupakan narasi jalan tengah, mengingat tokoh ini merupakan politisi senior yang matang dan memiliki track record yang bersih. Juga dikenal sebagai ahli dan praktisi hukum tata negara, tokoh cendekiawan Muslim dan anti intervensi asing.
Tidak ada komentar