Bongkar Dalang Gerakan 28–31 Agustus, Hentikan Politik Adu Domba

NOVA ISKANDAR
1 Sep 2025 12:56
Nasional 0 6
2 menit membaca

Jakarta – Perhimpunan Gerakan Nusantara Raya (PGNR) menyampaikan sikap resmi terkait eskalasi demonstrasi 28–31 Agustus 2025 yang terjadi di Jakarta, Makassar, Surabaya, dan sejumlah kota lainnya. Aksi yang digerakkan kaum buruh melalui gerakan HOSTUM (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah) pada awalnya adalah bentuk aspirasi sah rakyat pekerja, menuntut upah layak, penghentian PHK, reformasi perpajakan, dan percepatan pembahasan RUU strategis.

*Pemicu Eskalasi*

PGNR menilai insiden tragis tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online, akibat terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta Pusat menjadi titik balik eskalasi. “Kematian Affan adalah alarm nasional. Insiden ini membuktikan lemahnya pendekatan keamanan yang humanis, memicu kemarahan publik, dan menyulut solidaritas lintas kelompok,” tegas Oktaria Saputra, Ketua Umum PGNR. Senin (01/09/2025).

Kerusuhan pun meluas, menyebabkan kebakaran Gedung DPRD Makassar, Gedung Negara Grahadi di Surabaya, dan beberapa pos polisi, serta menelan korban jiwa dan luka-luka.

*Dalang dan Aktor*

PGNR menegaskan bahwa eskalasi bukan semata akibat tuntutan buruh. Analisis PGNR menunjukkan:
* Elite politik domestik turut memperkeruh situasi dengan retorika dan kebijakan kontroversial, termasuk isu kenaikan tunjangan DPR.
* Upaya membenturkan rakyat dengan aparat terlihat sebagai strategi sistematis pihak tertentu.
* Tuduhan intervensi asing, meski pernah muncul, tidak didukung bukti transparan.

“Rakyat jangan dijadikan pion politik, dan aparat jangan dijadikan alat adu domba. Dalang sesungguhnya adalah elite yang memanfaatkan keresahan rakyat untuk kepentingan sesaat,” tegas Oktaria.

*Sikap Resmi PGNR*

1. Mendesak investigasi independen atas insiden tewasnya Affan Kurniawan dan korban lain.
2. Menuntut akuntabilitas aparat dalam penanganan aksi dan pelanggaran prosedur.
3. Meminta DPR dan pemerintah menghentikan wacana kenaikan tunjangan, dan fokus pada kesejahteraan rakyat.
4. Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan, tidak terprovokasi oleh agenda politik yang menyesatkan.

*Penutup*

“Gerakan 28–31 Agustus adalah jeritan rakyat kecil. PGNR berdiri bersama rakyat untuk memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, dan martabat bangsa. Jangan biarkan rakyat menjadi korban politik adu domba,” tutup Oktaria Saputra, Ketua Umum DPP PGNR.

x
x