DPP PGNR: Kerjasama Positif Dibalik TNI Masuk Kampus

NOVA ISKANDAR
22 Apr 2025 12:51
Nasional 0 3
2 menit membaca

JAKARTA- Perlu dipertegas di awal bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masuk kampus tidak ada sama sekali indikasi pengembalian dwifungsi ABRI, seperti tuduhan-tuduhan yang muncul tanpa bukti.

Demikian hal Ini disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Gerakan Nusantara Raya (DPP PGNR) Oktaria Saputra Selasa 22 April 2025.

Menurut Okta sebagaimana diketahui bersama, TNI kembali diperhadapkan dengan tantangan besar, yang mencoba mereduksi posisi TNI.

Beberapa waktu lalu, TNI masuk ke UI dan UIN Wali Songo Semarang. Langsung heboh, seolah-olah ada tindakan intimidasi, padahal tidak demikian, bahkan apa yang dilakukan di kampus adalah bagian dari kerjasama edukatif.

“Artinya kita perlu melihat dan telaah secara bijak, jangan melontarkan kebencian secara brutal kepada TNI. Muncul ketakutan yang berlebihan di tengah publik tanah air terhadap TNI,” ucapnya kepada liputan4.com

Perlu kita sadari, bahwa TNI masuk ke kampus bukan berarti hendak mengusung ulang kekuatan institusinya sebagaimana zaman Orde Baru. TNI masuk ke kampus atas undangan resmi dari pihak kampus.

Artinya TNI bisa masuk ke kampus melalui prosedural kerja sama. Itu hal yang lumrah terjadi. Dalam kehidupan berkelembagaan pun, TNI kerapkali mengundang mahasiswa untuk datang ke markas-markas TNI, mengadakan diskusi bersama TNI untuk membahas persoalan bangsa yang berkaitan dengan tupoksi TNI dan mahasiswa itu sendiri.

Kita juga seringkali menjumpai TNI masuk ke kampus, ketika diundang sebagai fasiliator, narasumber dalam kegiatan kemahasiswaan.

TNI datang memenuhi undangan karena menghargai mahasiswa, sebagai elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Saling mengundang antara TNI dan civitas akademika kampus adalah bentuk dari simbiosis mutualisme. Ini adalah kerjasama yang bersifat positif, edukatif, dan sah karena ada koordinasi kelembagaan, tidak ada upaya militeristik,”ungkap Okta.

Menurut Okta, menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar tidak reaksioner terhadap isu-isu yang beredar.

“Harus kita dalami dulu, sebelum mengambil sikap. Jangan sampai dengan informasi terbatas yang dimiliki, kita hadir dan ikut serta menghakimi TNI, menakut-nakutkan publik secara berlebihan. Kemudian publik pun terdorong mengikuti persepsi kita yang tanpa argumentasi kuat itu. Padahal sekali lagi, semua tuduhan terhadap TNI tidak terbukti, tidak ada sedikit pun upaya militeristik ke ranah sipil,”terangnya.

“Justru TNI itu membutuhkan dukungan dari masyarakat, pemberi semangat dalam setiap langkah bakti yang dilakukan. Mari bersama-sama kita bergandengan tangan dengan TNI, mendukung setiap kinerja terbaik yang dilakukan untuk bangsa dan negara ini. Kita TNI adalah pengabdi sejati, dan TNI akan terus bersama rakyat,”tutup Okta.

x
x