FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto, memberikan reaksi terkait saran pemerintah yang menyusul naiknya harga beras belum lama ini.
Pemerintah diketahui menyarankan warga untuk sementara memakan sagu, jagung, talas, ubi jalar, hingga sukun.
Merasa geram dengan hal tersebut, Gigin menyebut pemerintah gagal dalam membangun sektor pertanian.
“Untuk menutupi kegagalannya membangun sektor pertanian rakyat diarahkan berhenti makan nasi,” ujar Gigind alam cuitan Twitternya (5/10/2023).
Menurut Gigin, sebelum memberikan saran, harusnya Presiden Jokowi, pendukung, dan keluarganya memberikan contoh terlebih dahulu.
“Dia, pendukung dan seluruh anggota keluarganya suruh kasih contoh kongkrit dulu,” ucapnya.
“Jangan makan singkong pakai tenderloin import ya,” tandas Gigin.
Sebelumnya, Pemerintah menyarankan warga untuk konsumsi selain nasi seiring melambungnya harga beras yang merupakan makanan pokok orang Indonesia.
Misalnya sagu, jagung, talas, kentang, ubi jalar, hingga sukun sebagai makanan pokok pengganti beras.
Sekadar diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, harga beras di pasaran terus meningkat.
Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga beras menjadi salah satu penyumbang utama inflasi pada bulan September 2023.
Adapun Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, pemerintah sudah berupaya untuk menjaga stok beras dalam negeri.
Akan tetapi, kata dia, masyarakat tidak boleh selalu mengandalkan beras sebagai makanan pokok.
Diungkapkan Tito, masyarakat bisa mengkonsumsi seperti sagu, jagung, talas, kentang, ubi jalar, hingga sukun sebagai makanan pokok pengganti beras.
Tidak ada komentar