*Melawan Narasi Gelap: Aktivis Mahasiswa Dukung TNI Tegakkan Marwah Pertahanan Negara*

NOVA ISKANDAR
23 Jun 2025 23:25
Nasional 0 3
2 menit membaca

Jakarta- Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Gerakan Nusantara Raya (DPP PGNR), Oktaria Saputra, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tegas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menelusuri dalang di balik petisi “Tolak RUU TNI” serta narasi “Indonesia Gelap” yang belakangan beredar luas dan menimbulkan kegaduhan di ruang publik. Dalam pernyataannya, Oktaria menegaskan bahwa langkah tersebut bukan sekadar reaksi kelembagaan, melainkan bentuk tanggung jawab TNI dalam menjaga marwah konstitusi dan stabilitas nasional.

Sebagai bagian dari generasi muda dan elemen kampus yang mencermati dinamika kebangsaan secara objektif, Oktaria menilai bahwa petisi tersebut sarat dengan muatan provokatif, cenderung menyesatkan publik, dan tidak berdiri di atas argumen akademik maupun konstitusional yang kuat. Narasi “Indonesia Gelap” yang disandingkan dengan penolakan terhadap revisi RUU TNI, menurutnya, adalah bentuk agitasi yang bisa membahayakan kepercayaan publik terhadap institusi pertahanan negara.

“Kebebasan berpendapat adalah hak yang dijamin konstitusi, tetapi ketika opini dibungkus dengan hasutan, kebencian terhadap negara, dan pemelintiran fakta terhadap TNI sebagai lembaga strategis bangsa, maka negara wajib hadir untuk menertibkan. Saya mendukung penuh langkah TNI untuk mengusut siapa pun yang berada di balik upaya manipulatif ini,” tegas Oktaria dalam keterangannya kepada media, Senin (23/6).

Menurut Oktaria, justru revisi terhadap RUU TNI perlu dikawal secara akademis dan dialogis, bukan ditolak mentah-mentah melalui gerakan yang beraroma politis. Ia menegaskan bahwa TNI hari ini telah membuktikan loyalitasnya yang konsisten terhadap demokrasi dan tidak pernah bertindak di luar koridor hukum. Karena itu, tuduhan-tuduhan yang diarahkan kepada TNI dalam narasi petisi tersebut dinilai tidak hanya tidak berdasar, tetapi juga berbahaya.

“TNI adalah institusi yang selama ini menjaga kedaulatan negeri ini, bahkan ketika banyak lembaga lain goyah di tengah tekanan politik dan ekonomi. Mereka telah membayar mahal dengan darah dan pengorbanan untuk memastikan Indonesia tetap utuh. Tuduhan terhadap TNI dalam petisi ini sangat tidak etis dan layak dipertanyakan motifnya,” lanjutnya.

Oktaria juga menyerukan kepada generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa, agar tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang disusun dengan tendensi tertentu. Ia mengajak kampus dan komunitas intelektual untuk terlibat dalam pengawalan revisi RUU TNI dengan pendekatan dialog, bukan destruksi opini.

Sebagai aktivis mahasiswa yang aktif menyuarakan isu-isu strategis nasional, Oktaria menegaskan bahwa keberanian TNI menelusuri dalang petisi ini patut didukung oleh semua pihak yang menginginkan Indonesia tetap berada dalam rel demokrasi yang sehat dan pertahanan yang kokoh.

“Langkah TNI ini bukan langkah menentang kritik, tapi langkah menjaga bangsa dari provokasi yang bisa melemahkan pertahanan moral, politik, dan hukum kita sebagai negara berdaulat,” pungkasnya.

x
x