MALANG, liputan4.com || Tragedi yang menimpa keluarga ibu Anik Nora warga Dusun Sumbersuko, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, atas meninggalnya putra semata wayang MR (15), masih menjadi polemik dan buah bibir di tengah masyarakat luas. Pasalnya keterangan yang disampaikan oleh pihak Kepolisian Polres Malang kepada keluarga korban bahwa MR meninggal akibat kecelakaan tunggal, namun pihak keluarga mengantongi bukti tersendiri dari pihak rumah sakit. Senin (20/11/23).
Diberitakan sebelumnya, pada tanggal 2 November 2023 dari Unit Reskrim Polres Batu Malang didampingi Kepala Desa ( Bpk Umandri ) menjelaskan kepada keluarga koban secara lesan yang disampaikan oleh IPDA Sugeng Widodo SH selaku penyidik pembantu, agar keluarga menerima penjelasannya bahwa meninggalnya MR karena faktor kecelakaan tunggal, kecelakaan tersebut disebabkan menabrak bongkahan kayu kelapa yang sudah lapuk.
“Uraian penjelasan tersebut baik kronologi yang disampaikan maupun penyebabnya kami bantah karena sangat janggal dengan bukti yang kami kantongi maupun hasil rekam medis Rumah Sakit HVA Toelungrejo Pare Kediri bahwa penyebab utama meninggalnya putra kami faktor benturan benda tumpul yang mengenai beberapa area sisi di kepala, “ungkap Anik Nora selaku ibu korban pada (2/11/23).
Terbaru, para kerabat, tetangga dan teman-teman korban menulis surat yang menyatakan Ketidak percayaan jika penyebab kematian korban akibat kecelakaan.
Dalam tulisan tangan yang ditanda tangani diatas materai itu, mereka menganggap ada kejanggalan dalam pengungkapan kasus tersebut.
Hal itu dibenarkan oleh, pendamping hukum non litigasi keluarga korban, dari Yayasan Lembakum Indonesia, Dwi Setiyono (Kabid Jurnal) dan Bonita Chandra Dewi.
Menurut Dwi, Keluarga korban telah melaporkan Para penyidik, baik Penyidik dari Polsek Kasembon, Polres dari Unit Lantas dan Unit Reskrim Polres Batu ke Propam Polda Jatim.
“Kemarin juga ada Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari Satlantas Polres Batu, tapi keluarga bersikukuh tetap tidak mau tanda tangan, karena keluarga menganggap anaknya meninggal bukan karena kecelakaan, “kata Dwi”. Senin (20/11/2023).
Bonita menegaskan, keinginan keluarga korban agar kasus tersebut dibuka seterang-terangnya, bahkan jikalau harus dilakukan pemeriksaan dari awal hingga Otopsi Ulang, keluarga tidak keberatan, justru untuk mengungkap kasus tersebut keluarga menghendaki agar di lakukan otopsi.
“Dari keluarga, apapun akan dilakukan, asal penyebab kematian korban MR benar-benar terungkap, “katanya”.
Menurut Dwi, “pihak keluarga tetap tidak terima jika dikatakan anaknya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal, seperti keterangan yang telah disampaikan polisi selama ini, “pungkasnya”. (Tim/Red)
Terima kasih atas kunjungan Anda dan membaca berita dengan judul: Meninggalnya Siswa SMK Kasembon Diduga Banyak Misteri, Keluarga Korban Minta Otopsi Wartawan: SUNARTO
Tidak ada komentar