JAKARTA- Dalam hitungan bulan sejak dilantik, Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan gaya kepemimpinan yang tegas, strategis, dan berorientasi pada kepentingan nasional.
Langkah-langkahnya dalam diplomasi internasional, modernisasi pertahanan, hingga kebijakan ekonomi responsif terhadap rakyat kecil memperlihatkan bahwa Indonesia kini berada di bawah arahan pemimpin yang memahami betul dinamika global dan kebutuhan domestik.
Demikian hal ini diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI Oktaria Saputra melalui rilisnya yang diterima Kamis 29 Mei 2025.
Oktaria menilai salah satu langkah diplomatik paling disorot dunia adalah pertemuan bilateral Presiden Prabowo dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyampaikan dengan tegas bahwa Indonesia siap menjalin hubungan diplomatik dengan Israel jika kemerdekaan penuh diberikan kepada Palestina.
“Ini bukan sikap populis, melainkan cerminan diplomasi berani yang tetap menjunjung tinggi prinsip konstitusional dan kemanusiaan,”kata Oktaria
Menurutnya kehadiran Prabowo dalam KTT ASEAN-GCC di Kuala Lumpur dan pertemuannya dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang semakin memperkuat citra Indonesia sebagai negara dengan peran strategis di kawasan.
Dalam pertemuan dengan Li Qiang, Indonesia menegaskan kembali komitmennya terhadap kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, khususnya dalam sektor pengolahan nikel, infrastruktur, dan perdagangan bilateral yang kini mencapai angka US$147,8 miliar.
Lanjut Oktaria, namun tak hanya urusan luar negeri, Presiden Prabowo juga memberi perhatian besar terhadap modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Penandatanganan kontrak pembelian 42 jet tempur Rafale, dua kapal selam Scorpene, dan sistem radar Thales dari Prancis adalah langkah konkret untuk memperkuat pertahanan negara.
“Ini bukan hanya soal militer, tapi soal kedaulatan dan daya gentar Indonesia di tengah ketegangan geopolitik dunia yang terus meningkat,”terangnya.
Lebih jauh Oktaria mengatakan, Presiden Prabowo juga menunjukkan kepekaan tinggi terhadap kondisi sosial ekonomi dalam negeri.
Di tengah perlambatan ekonomi global dan tekanan terhadap daya beli masyarakat, pemerintah meluncurkan paket stimulus yang menyasar kebutuhan pokok rakyat.
Mulai dari diskon listrik bagi 79 juta rumah tangga, bantuan pangan untuk 18 juta keluarga prasejahtera, hingga subsidi transportasi saat libur sekolah adalah bukti nyata bahwa negara hadir untuk rakyat kecil.
Tak dapat diabaikan pula pengakuan dunia terhadap kepemimpinan Prabowo. Undangan khusus dari Presiden Macron untuk menghadiri perayaan Hari Bastille pada 14 Juli mendatang menandai respek internasional terhadap Indonesia dan presidennya.
“Ini bukan seremoni biasa, melainkan simbol bahwa Indonesia kini dianggap sebagai mitra strategis dan pemimpin kawasan yang layak diperhitungkan,”ujar Oktaria.
Langkah-langkah awal Presiden Prabowo menggambarkan visi besar yang sedang dibangun: menjadikan Indonesia sebagai negara kuat, sejahtera, dan dihormati di tingkat dunia.
Ia memadukan kekuatan militer, keberpihakan terhadap rakyat, dan diplomasi berkelas tinggi untuk menggerakkan roda pemerintahan.
“Di tengah dunia yang semakin tidak pasti, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak hanya tahu arah, tetapi juga punya keberanian untuk mengambil posisi. Dan sejauh ini, Prabowo Subianto membuktikan dirinya sebagai sosok yang tidak sekadar mengisi jabatan, tetapi memimpin dengan visi dan ketegasan yang nyata,”pungkasnya