Lahat – Anggota DPR RI Komisi X, Ir Hj Sri Meliana menyampaikan, ternyata angka stunting di Kabupaten Lahat bisa ditekan menjadi 7 persen, tapi ada keragu-raguan dari angka tersebut, dikarenakan alat pengukur bayi atau antropometri itu baru turun di beberapa daerah saja di satu tahun terakhir.
“Mungkin kita menghitung stunting itu secara manual, misalnya menimbang mengukur tinggi dengan, walaupu. Ada alat antropometri maka ada ilmunya sehingga didapat angka-angka yang lebih pas,” sebutnya, Senin 16 Juni 2025.
Nah, agar kiranya stunting itu diukur kembali khusus Kabupaten Lahat supaya tidak membohongi generasi, secara pribadi diangka 7 persen sudah sangat baik sekali hanya saja keterbatasan alat ukur inilah menjadi acuan kedepannya.
“Banyak faktor kesalahannya karena alat kita terbatas sehingga angka itu tidak mencerminkan sebenarnya, dari stunting yang ada di Kabupaten Lahat masalah penting ini, terus dibawa karena kita tidak bisa mencapai target di 2024 sehingga dibawa ke 2029,” papar dia.
Ir Hj Sri Meliana menyampaikan, karena tidak mungkin pemerintah berhasil menurunkan menjadi 21,5 persen, tapi tidak berhasil ke 17 persen atau 14 persen sehingga diseragamkan 17%.
“Nah itu akan menjadi pekerjaan kita selanjutnya jadi stunting ini bukan angka sebenarnya, oleh sebab itu terus harus diukur sepanjang bayi-bayi masih lahir,” imbau dia.
Sepanjang itu juga akan ada anak yang berumur 1000 hari lahir, sepanjang itu juga angka-angka stunting itu secara dinamis akan berubah.
“Kepada seluruh kader yang hadir untuk mengawasi angka itu dengan cermat, setidaknya ada empat istilah baru yakni Ayah angkat, teladan, lansia berdaya serta taman asuh sayang anak sehingga fokus juga dari pembangunan keluarga,” pungkas Hj Sri Meliana.
Sementara itu, Perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Lahat, Farida mengatakan, berbangga hati dengan adanya program bangga kencana ini, terlebih lagi dapat disampaikan saat di lapangan di tengah-tengah masyarakat.
“Melalui kegiatan ini disosialisasikan kepada masyarakat, bukan sekedar mengenai alat kontrasepsi saja, dan terutama kader-kader yang telah mendapatkan ilmu wawasan dengan adanya program baru ada 4,” tutup dia.