BPS Akui keberhasilan Pemprov Sulsel dalam Kendalikan Inflasi melalui Program GPM

HAK SUARA
3 Feb 2024 09:44
Ragam 0 85
2 menit membaca

MAKASSAR—Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dibawah kepemimpinan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin terus memperlihatkan performance terbaiknya, khusunya dalam pengendalian inflasi.

Pj Sekretaris daerah Provinsi Sulsel Andi Muhammad Arsjad mengatakan, berdasarkan rilis langsung dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, inflasi di Sulsel berdasarkan year on year dibulan Januari mengalami penurunan dibanding tahun lalu menjadi 2,38.

“Pertama bahwa kemarin kami diundang oleh  BPS sulsel mendengarkan berita resmi rilis statistik terkait beberapa gambaran kondisi kita saat ini, paling tidak kemarin disampaikan mulai inflasi, nilaii tukar petani, eskpor dan impor, pariwisata dan transportasi”

“Khusus Inflasi dapat kita apresiasi inflasi year on year posisi Januari 2024 mengalami penurunan 2,38 dibanding Desember tahun 2023 lalu di angka 2,81 cukup signifikan penurunanan,” kata Arsyad saat di temui di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (2/1/2024).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sulsel ini menuturkan keberhasilan Pemprov Sulsel dalam mengendalikan inflasi menujukkan kerjas terstruktur yang telah dilakukan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM)

“Ini menunjukan bahwa kerja terstruktur yang dilakukan pemrov bekerjasama tim pengendali Provinsi dan daerah dan supporting Forkopimda dan satgas pangan dan bulog serta penyedia bahan pangan pokok strategis lainnya mampu membuahkan hasil cukup baik melalui gerakan pangan murah (GPM),” tuturnya.

Menurut Arsyad, GPM ini merupakan instrumen yang disampaikan Badan Pangan Nasional dan untuk di Sulsel melalui Dinas Ketapang. “Merupakan instrumen yang disampaikan oleh badan pangan nasional, kalau di Sulsel Dinas Ketapang, salah satu instrumen lakukan stabilisasi harga,” ucapnya.

“Kita bersyukur bahwa ini menjadi program prioritas bapak Pj Gubernur jadi kita lihat hampir semua kunjungan Bapak Gubernur di daerah pasti diikutkan GPM dan ini menjadi tujuan kita untuk memastikan bahwa didaerah itu ada stabilisasi harga,” sambungnya.

“Tentu kalau bicara penguatan ketahanan pangan bukan cuma bagaimana produksi tapi keterjangkauan, bagaimana harga dan ketersediaan. Kami melihat apa yang dilakukan bapak Pj Gubernur cukup efektif kendalikan inflasi di Sulsel dan di bawah rata-rata Inflasi nasional luar biasa Pencapaian ini,” lanjutnya.

Untuk harga bahan pokok dalam GPM berbeda dengan yang ada di pasaran selisihnya bervariasi antara Rp1.000-Rp5.000.

Harga bervariasi selisih Rp1000-Rp3.000 bahkan ada sampai 5 ribuan dan ini cukup berarti bagi masyarakat, “Pertama tidak perlu terlalu jauh kepasar dan kedua dapat harga lebih rendah dari pasaran, sehingga masyarakat tidak perlu panik terhadap kondisi ketersediaan dan keterjangkauan karena itu dipastikan Bapak Gubernur,” pungkasnya. (*/4dv)

Kerlas Kerja

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x
x